SOLOPOS.COM - Sopir bus mengikuti tes urine pada inspeksi keselamatan di Terminal Tirtonadi Solo, Senin (23/3/2015). Inspeksi keselamatan yang digelar petugas gabungan Direktorat Jendral Perhubungan Darat, Dishubkominfo, dan polisi tersebut dilakukan di enam terminal tipe A di Indonesia. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Terminal Tirtonadi Solo disidak tim Kemenhub. Minimnya APAR dan kotak P3K di bus pun terungkap.

Solopos.com, SOLO — Sebagian besar angkutan bus AKDP maupun AKAP di Terminal Tirtonadi, Solo tidak punya alat kelengkapan keselamatan seperti alat pemadam api maupun kotak P3K. Padahal, piranti itu merupakan syarat mutlak perjalanan angkutan bus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketiadaan alat pemadam api ringan (APAR) dan kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) itu ditemukan dalam inspeksi mendadak (sidak) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Terminal Tirtonadi, Solo, Jawa Tengah, Senin (23/3/2015). Sidak menyasar 35 angkutan bus yang singgah di terminal hari itu, baik bus antarkota dalam provinsi (AKDP) maupun antarkota antarprovinsi (AKAP).

Menurut Kasubdit Promosi dan Kemitraan Direktorat Keselamatan Transportasi Darat Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Ahmad Yani, kelengkapan APAR merupakan syarat yang tidak bisa ditawar. Ahmad mengatakan kepemilikan APAR merupakan bagian dari pemenuhan sisi keselamatan dalam perjalanan.

“Kalau pelayanan kurang masih bisa ditoleransi. Namun kalau berkaitan dengan safety, mestinya tidak ada tawar-menawar,” ujarnya saat ditemui wartawan di sela sidak di Terminal Tirtonadi, Solo itu.

Ahmad mengatakan kejadian kebakaran akibat mesin ngebul harusnya dapat dihindari jika pengusaha bus menyediakan APAR. Menurut Ahmad, setiap bus wajib memiliki dua unit APAR merujuk kepada standar pelayanan minimal (SPM). Jika hal itu tidak dipenuhi, dia tak segan menjatuhkan pinalti atau melarang bus beroperasi.

“Saat ini kami masih memberi waktu bagi pengusaha untuk melengkapi sisi keamanan bus mereka. Namun kalau mereka terus-terusan begitu, bisa kami beri pinalti,” tuturnya.

Sebulan Sekali
Ahmad menjelaskan sidak bakal terus dilakukan dengan periode sebulan sekali. Selain menyasar kelengkapan bus, sidak juga mengecek kesehatan supir kaitannya dengan tekanan darah hingga kemungkinan mengonsumsi narkoba.

Dalam sidak, Kemenhub sebatas memberi rekomendasi untuk kemudian ditindaklanjuti otoritas terminal setempat. “Hari ini kami kick off di enam terminal yakni Solo, Surabaya, Medan, Makassar, Pontianakdan Jakarta,” kata Ahmad.

Kepala UPTD Terminal Tirtonadi, Eko Agus Susanto, mengatakan hingga pukul 11.00 WIB ada dua bus yang tidak diberangkatkan. Bus tersebut diketahui mengalami kerusakan lampu dan ban. Eko meminta awak bus mengganti piranti sebelum diberangkatkan. “Ada bus jurusan Solo-Semarang yang semua lampunya mati. Kan berbahaya kalau perjalanan malam,” ujar dia.

Ihwal minimnya bus yang memiliki alat keselamatan seperti APAR, Eko mengakui. Eko mendorong sidak menjadi langkah awal pengusaha bus meningkatkan sisi keselamatan. “Kalau diterapkan saklek mungkin bus di Tirtonadi tidak lolos semua. Kami harap sidak jadi pembelajaran bahwa piranti keselamatan itu penting,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya