SOLOPOS.COM - Rombongan tim dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berbincang dengan Kepala Dishubkominfo Kota Solo, Yoscha Herman Sudrajat (dua dari kiri), saat kunjungan kerja di Terminal Tirtonadi Solo, Jumat (23/9/2016). Kunjungan tersebut untuk meninjau proses pembangunan di Terminal Tirtonadi dan jembatan timbang di Sambungmacan, Sragen. (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Terminal Tirtonadi, Pemkot berkukuh tetap mengelola terminal.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berkukuh tetap akan mengelola Terminal Tirtonadi, kendati aset dan personel diminta pusat. Proses pengelolaan kini tengah menunggu terbitnya surat keputusan (SK) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Hal itu disampaikan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Senin (26/9/2016). Rudy, sapaan akrab Wali Kota mengaku khawatir pengelolaan terminal yang kini telah disulap layaknya bandara bisa menjadi amburadul, karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di pusat.

“Pusat merasa tidak memiliki cukup SDM untuk mengelola semua terminal tipe A di Indonesia.  Jadi lebih tetap dikelola Pemkot, dan pusat hanya pengawasan,” kata Rudy.

Rudy telah bertemu dengan Menteri Perhubungan (Kemenhub) Budi Karya Sumadi ihwal pengelolaan Terminal Tirtonadi. Dikatakannya, Menhub saat ini baru mencarikan regulasi agar terminal tetap dikelola Pemkot. Meski perkara asetnya diambilalih pusat, Rudy takkan mempermasalah. Sejauh ini proses penyerahan personel, pembiayaan, perlengkapan dan dokumen (P3D) ke Pusat sudah berjalan sesuai regulasi terminal Tipe A.

“Kalau dikelola Pemkot, terminal yang sudah menjadi percontohan nasional akan lebih baik, karena koordinasi dan pengawasan akan lebih mudah,” tuturnya.

Rudy menuturkan kepastian nasib pengelolaan terminal sekarang tinggal menunggu SK dari Menhub. Sesuai rencana Menhub berkunjung ke Terminal Tirtonadi Solo pada Kamis (6/10/2016) mendatang. Dalam kesempatan itu, Rudy akan menyampaikan kembali pengelolaan termina untuk tetap dikelola Pemkot. Menurutnya, proses kelola Terminal Tirtonadi mendesak diselesaikan menjelang penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA PPAS) APBD 2017. Hal ini berkaitan dengan anggaran operasional dan perawatan terminal.

“KUA PPAS APBD 2017 akan mulai disusun Pemkot paling lambat awal Oktober nanti,” katanya.

Kepala UPTD Terminal Tirtonadi Solo Eko Agus Susanto mengaku masih menunggu perintah terkait pengajuan anggaran untuk biaya operasional dan perawatan terminal pada KUA PPAS APBD 2017. “Sejauh ini belum ada perintah. Jadi belum mengajukan,” kata Eko.

Eko mengatakan biaya operasional dan perawatan terminal tahun ini dianggarkan Pemkot Rp8,3 miliar. Dana tersebut lebih besar dibandingkan dengan perolehan pendapatan asli daerah (PAD) yang diterima Pemkot setahun Rp5,8 miliar. Dia menyebutkan ada 11 objek retribusi sebagai pemasukan PAD terminal, di antaranya sewa kios, sewa loket bus malam, parkir sepeda motor, parkir mobil, pendapatan lain-lain seperti iklan di terminal, serta retribusi jasa ruang tunggu (JRT) dan retribusi bus masuk.

“Setoran PAD terbesar berasal dari tarikan retribusi bus masuk serta jasa ruang tunggu (JRT),” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya