SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja sedang menunggu penumpang di depan pintu keluar Terminal Tirtonadi Solo, Sabtu (11/7/2015). (JIBI/Solopos/Abdul Jalil)

Terminal Tirtonadi melakukan pembenahan dan juga perubahan jelang Lebaran 2015.

Solopos.com, SOLO—Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Terminal Tirtonadi Solo, Eko Agus Susanto, mengabaikan protes dari para pekerja Terminal Tirtonadi mengenai larangan para pekerja masuk ke hall kedatangan terminal tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aturan yang ditujukan bagi para pekerja terminal, seperti tukang becak, agen bus malam, agen bus antarkota, pengemudi taksi, dan tukang ojek sepeda motor, itu tetap akan diterapkan. Meskipun beberapa paguyuban pekerja itu sudah mengajukan protes ke DPRD Kota Solo pada Jumat (10/7/2015) lalu.

“Tetap akan dijalankan, karena itu kebutuhan pengunjung terminal untuk mendapatkan kenyamanan saat berada di Terminal Tirtonadi,” katanya saat ditemui solopos.com di ruang kerjanya, Sabtu (11/7/2015).

Dia juga mengatakan sebenarnya larangan tersebut sudah diwacanakan jauh-jauh hari sebelum hall kedatangan terminal selesai dibangun. Sehingga pada Kamis (9/7/2015) lalu, pihaknya hanya memberikan sosialisasi aturan tersebut kepada para pekerja.

“Memang kami tidak membuka musyawarah, karena ini sifatnya aturan. Selain itu, sebelumnya kami juga sudah mengingatkan mengenai wacana ini,” jelas dia.
Menurutnya, selama ini banyak pengunjung terminal yang protes mengenai ketidaknyamanan di Terminal Tirtonadi. Sebabnya, para penumpang sering diperebutkan para tukang becak dan tukang ojek untuk menggunakan jasa mereka.

Pekerja yang masih diperbolehkan masuk ke hall kedatangan adalah kuli angkut. Dia mengakui pekerja ini diperbolehkan karena kebutuhan penumpang untuk mengangkut barang bawaannya. Meskipun saat ini UPTD juga sudah menyiapkan 40 troli bawaan yang disediakan di sejumlah titik di hall terminal.

“Kalau kuli angkut kan berbeda, mereka harus membawakan barang bawaan penumpang dari bus hingga tempat keluar. Mereka juga sudah kami arahkan untuk mengantarkan penumpang ke pintu keluar, supaya kelompok pekerja lain bisa mendapatkan rezeki juga,” terang Eko.

Lebih lanjut, Eko mengklaim aturan tersebut hanya untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung terminal. Apalagi saat mendekati momen lebaran seperti sekarang.

Pantauan solopos.com di depan pintu keluar Terminal Tirtonadi, puluhan tukang ojek sepeda motor, tukang becak, sopir taksi,dan agen bus malam, menunggu pengunjung yang keluar dari terminal. Saat ada pengunjung yang keluar, beberapa pekerja tersebut langsung menghampiri dan menawarkan jasa. Beberapa pekerja juga terlihat masuk ke runag tunggu penumpang, meskipun sudah tidak diperbolehkan petugas.

Ketua Himpunan Pengemudi Becak Terminal (HPBK), Sujud, 56, mengatakan berharap larangan pekerja masuk hall kedatangan segera dihapus. Menurutnya, aturan tersebut mematikan penghasilan para pekerja yang ada di terminal.

Dia mengakui sejak aturan itu diberlakukan, pekerja kesulitan untuk mendapatkan penumpang yang mau menggunakan jasanya. Padahal, pada saat lebaran seperti ini menjadi momen yang paling ditunggu para pekerja untuk mendapatkan penghasilan lebih.

“Pada hari biasa, saya hanya mendapatkan uang Rp40.000 per hari. Setelah ada aturan ini, selama dua hari kami belum mendapatkan menarik satu penumpang,” katanya yang dibenarkan sejumlah anggota HPBK.

Hal senada juga diakatakan Joko, 50, tukang ojek motor di Terminal Tirtonadi. Dia mengatakan pihak UUPTD telah mendiskriminasi pekerja di terminal karena saat ini pekerja kuli angkut masih diperbolehkan menawarkan jasa di dalam hall pengunjung.

“Kami tidak tahu alasan UPTD membiarkan kuli angkut diperbolehkan untuk menawarkan jasa di dalam. Ini namanya sudah diskriminasi,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah bisa memberikan ruang di dalam terminal untuk menawarkan jasa mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya