SOLOPOS.COM - MEMRIHATINKAN -- Suasana salah satu sudut Terminal Bus Kartasura. Meski sudah beroperasi bertahun-tahun, sebagian besar bus enggan masuk ke dalam terminal ini sehingga para pedagang mengeluhkan sepinya kondisi terminal. (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

MEMRIHATINKAN -- Suasana salah satu sudut Terminal Bus Kartasura. Meski sudah beroperasi bertahun-tahun, sebagian besar bus enggan masuk ke dalam terminal ini sehingga para pedagang mengeluhkan sepinya kondisi terminal. (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

SUKOHARJO – Meski sudah beroperasi bertahun-tahun, nasib Terminal Bus Kartasura masih saja tak membaik. Para pedagang di terminal tersebut masih terus mengeluhkan sepinya kondisi terminal akibat masih banyaknya bus yang enggan masuk ke dalam terminal tersebut.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Kios-kios di sini banyak yang tutup karena sepi pembeli. Dari sekitar 100 kios, sekarang paling separuh saja tidak ada yang buka. Karena memang sepi sekali, bahkan sehari bisa mendapat Rp50.000 saja sudah bagus,” ujar Ny Tri, 57, ketika ditemui di kiosnya di Terminal Kartasura. Menurut dia sepinya pengunjung di terminal itu sudah berlangsung beberapa tahun. Kondisi ini mengakibatkan sejumlah pemilik warung makan dan toko kelontong di terminal itu gulung tikar.

Hal senada juga dikemukakan salah seorang petugas DLLAJ Wardoyo yang juga memiliki kios di terminal ini. Akibat banyak bus yang tak masuk ke terminal karena bus antarkota antarprovinsi (AKAP) lebih memilih langsung melewati depan Pasar Kartasura, terminal menjadi sepi.

Kondisi ini berpengaruh signifikan terhadap keramaian terminal. “Sekarang warung saya tidak ada dagangannya, karena memang saya memang tidak ada uang untuk kulakan. Dulu saya berjuang keras mengarahkan bus AKAP masuk terminal, tapi karena kurangnya dukungan, bus-bus itu kembali memilih tak masuk terminal. Intinya petugas seperti saya ini sekarang sudah tidak digubris kru bus sehingga mereka tak masuk terminal,” ungkap dia.

Keluhan serupa sepinya pengunjung di terminal juga dikemukakan salah seorang pengurus Terminal Bus Kartasura, Gentong. Karena di terminal tipe B itu banyak tenaga kerja yang mengais rezeki dari berbagai sektor di antaranya, pedagang di kios, agen bus, pedagang asongan dan sebagainya.

Dikhawatirkan jika kondisi ini dibiarkan bakal memicu banyak pengangguran. “Sebenarnya harapan kami tidak muluk-muluk. Kami bisa memahami bus yang harus mengejar jam trayek tidak harus mampir ke terminal ini. Tetapi bus-bus lain yang waktunya masih longgar mbok yao tetap masuk ke terminal,” papar dia.

Sementara itu salah anggota anggota DPRD Sukoharjo, Parwanto Mulyo Saputro yang mengaku mendapat keluhan para pedagang Terminal Kartasura, menuntut institusi terkait mengevaluasi diri. “Terus terang saya malu dengan teman-teman pedagang di sini. Karena dikira kami dari DPRD ada apa-apanya dengan persoalan ini. Sebab di Pertigaan Kartasura sudah dipasang rambu larangan, bus besar dilarang masuk lewat jalan di depan Pasar Kartasura, tapi nyatanya banyak sekali bus yang menerobos tidak ditindak petugas. Ini saya lihat sendiri setelah saya nongkrong beberapa jam di Kartasura,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya