SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Indeks kepuasan jemaah haji 2018 yang mencapai predikat sangat memuaskan, tidak membuat Kementerian Agama berhenti berbenah. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku, pihaknya beserta jajaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) telah menyiapkan sejumlah perbaikan dalam penyelenggaraan haji 1440H/2019M.

Hal ini disampaikan Menag saat berbincang dengan Pimpinan Redaksi Medcom.id, Abdul Kohar di Kantor Kementerian Agama, Jakarta. “Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun ini tidak mengalami kenaikan, dan relatif sama dengan BPIH tahun lalu. Kendati demikian, tahun ini jemaah haji akan menerima banyak kelebihan dibanding tahun sebelumnya,” kata Menag di Jakarta, Jumat (5/4/2019), sebagaimana dilansir Kemenag.go.id.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Ditemani secangkir kopi, dalam perbincangan hangat yang berlangsung sekitar 45 menit, Menag membeberkan beberapa perbaikan pelayanan haji yang akan diterima oleh jemaah haji Indonesia.

Pertama, penerapan jalur cepat (fast track) bagi jemaah haji Indonesia akan ditambah. Dengan penerapan kebijakan ini, penyelesaian dokumen perjalanan, termasuk rekam biometrik, dilakukan sejak di embarkasi.

“Jika tahun lalu masih uji coba di embarkasi Jakarta, maka tahun ini diharapkan layanan fast track bisa diberlakukan pada embarkasi lainnya,” kata Menag.

Kedua, jemaah haji Indonesia akan menikmati tenda ber-AC selama berada di Arafah. “Kalau tahun lalu belum ber-AC, tahun ini seluruh tenda Arafah akan difasilitasi dengan AC,” tutur Menag.

Ketiga, penempatan pemukiman jemaah akan dilakukan berdasarkan zona daerah. Ada tujuh zona, yaitu: Syisah, Raudhah, Misfalah, Jarwal, Mahbas Jin, Rey Bakhsy, dan Aziziyah.

Menurut Menag, siatem zonasi ini didasarkan pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, di mana penempatan jemaah kloter yang bercampur di setiap sektor banyak mengalami kendala, salah satunya terkait bahasa.

“Dengan sistem zona ini diharapkan petugas tidak lagi kesulitan dalam berkomunikasi karena memiliki kesamaan bahasa,” ujarnya.

Selain itu, kata Menag, layanan katering juga akan diusahakan sesuai dengan rasa makanan khas masing-masing daerah. Dengan demikian, rasa makanan katering semakin variatif sehingga jemaah tidak merasa bosan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya