SOLOPOS.COM - Sukarelawan BPBD Solo dibantu warga membongkar rumah milik Kartiman Wignyodiharjo di Gandekan, Jebres, Solo, Selasa (17/1/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

BPBD bongkar rumah warga Gandekan yang sudah tua dan membahayakan penghuninya.

Solopos.com, SOLO — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo bersama sukarelawan bencana dan masyarakat membongkar rumah milik Wignyodiharjo alias Kartiman, 88, warga  RT 002/RW 005, Kampung Kalirahman, Kelurahan Gandeka, Selasa (17/1/2017) pagi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal itu dilakukan karena kayu bubung rumah tersebut patah pada Senin (16/1/2017) malam sehingga membahayakan penghuninya. Rumah berukuran 6 meter x 3 meter tersebut diperkirakan berusia lebih dari 30 tahun. Sang pemilik tinggal sendiri.

Semenjak didirikan, rumah itu belum pernah direnovasi sama sekali. Wignyo mengungkapkan saat kayu bubung mulai patah, ia sedang tiduran di dalam rumah di dekat Kali Pepe tersebut. Saat itu gerimis.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mendengar ada bunyi kretek-kretek dari bagian atap rumah. Ia kemudian melihat ada cuilan genting yang jatuh. Wignyo segera keluar rumah. “Tetangga kemudian datang kemari. Mereka melarang saya masuk rumah. Menghidupkan lampu saja enggak boleh,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di depan rumahnya.

Ia mengaku memiliki seorang anak. Namun, sudah sekitar 15 tahun anak semata wayangnya tak pernah menemuinya. Saat sakit, ia tak bisa mengeluh kepada siapa pun. Ia merasa tak enak jika harus merepotkan tetangga. “Kalau saya nggereng-nggereng, enggak ada yang tahu,” kata dia penuh iba.

Sejak Senin malam hingga Selasa siang, Wignyo belum juga tidur. Meski sudah ditawari untuk tidur di rumah tetangga, ia menolak. Menurutnya, ia hanya bisa tidur di rumahnya itu. Namun, pada Selasa malam, ia kemungkinan ikut saudara atau tetangga.

“Usia saya sudah 88 tahun. Saya sudah pasrah, kalau mau diambil Tuhan. Kalau enggak,  saya berdoa mohon diberi kesehatan,” terangnya.

Cucu Wignyo, Dewi Ana, 35, mengatakan pada Senin sore sekitar pukul 16.00 WIB ia sempat bertandang ke rumah sang kakek. Saat itu kondisi bubungan rumah masih normal. Namun, pada Senin malam, kayu itu patah. Beruntung ada penyangga sehingga bagian atap tidak ambrol menimpa Wignyo.

“Simbah mau masuk sudah tidak boleh karena posisi rumah sudah berbahaya. Untung tidak hujan,” kata dia.

Lurah Gandekan, Daliman, mengatakan rumah salah seorang warganya itu dibongkar karena berpotensi membahayakan. Selain membongkar atap dan bagian rumah lainnya, penanganan sementara adalah menghubungi PLN untuk memutus listrik yang mengalir ke rumah tersebut.

“Kami akan berkirim surat ke Pak Wali Kota melaporkan kejadian ini. Kita lihat perkembangannya bagaimana,” kata dia saat ditemui wartawan di kantornya, Selasa.

Pemerintah kelurahan sudah memberi bantuan berupa bahan makanan seperti beras, minyak, makanan kalengan, pakaian, dan peralatan mandi kepada Wignyo. Menurutnya, rumah itu sudah diusulkan agar mendapat bantuan rumah tak layak huni (RTLH). Tapi belum dapat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya