SOLOPOS.COM - Sungai serayu di Banyumas. (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, PURWOKERTO — Teka-teki seputar matinya ribuan ikan di Sungai Serayu, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) pada tanggal 1 April dan 7 April 2022 akhirnya terkuak. Penyebab kematian ribuan ikan tak lain karena adanya pembuangan lumpur sedimentasi Waduk Mrica Banjarnegara yang dilakukan PT Indonesia Power Mrica Power Generation Unit (PGU).

Menindaklanjuti hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas pun telah memanggil pihak PT Indonesia Power Mrica PGU untuk bertanggung jawab terhadap dampak yang ditimbulkan dari pembuangan lumpur sedimentasi itu ke Sungai Serayu.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

“Karena ini force majeure, kami maklumi bahwa itu terjadi. Tetapi ini tetap salah juga karena tidak ada koordinasi dengan kami. Kalau ada koordinasi, kemungkinan kita bisa bersiap dulu,” ujar Bupati Banyumas, Achmad Husein, di Rumah Dinas Bupati, kompleks Pendapa Sipanji, Purwokerto, Jumat (8/4/2022).

Baca juga: Lagi! Ribuan Ikan Ditemukan Mati di Tepi Sungai Serayu

Husein mengatakan PT Indonesia Power Mrica PGU selaku pengelola waduk dan PLTA Panglima Besar Soedirman/PLTA Mrica di Kabupaten Banjarnegara seharusnya berkoordinasi dengan Pemkab Banyumas ketika akan membuang lumpur sedimentasi ke hilir. Dengan koordinasi itu, Pemkab Banyumas dan jajarannya akan melakukan persiapan yang bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di aliran Sungai Serayu.

“Juga [air Sungai Serayu] tidak sekeruh seperti itu, sehingga tadi dari PLTA Mrica [PT Indonesia Power Mrica PGU] mengaku salah dan berkomitmen akan memberikan ganti rugi. Pertama, ganti rugi ikan yang harus diberikan ke dalam Sungai Serayu, [kedua] yang diberikan kepada PDAM [Tirta Satria],” jelas Husein.

Husein menambahkan Pemkab Banyumas juga meminta PT Indonesia Power Mrica PGU untuk memperbaiki prosedur baku pelaksanaan penggelontoran lumpur sedimen dari waduk, salah satunya koordinasi dengan BBWS Serayu Opak dan pemerintah kabupaten di wilayah hilir Sungai Serayu.

Baca juga: Gawat! Ribuan Ikan di Sungai Serayu Mati, Tercemar Limbah B3?

Sementara itu, GM PT Indonesia Power Mrica PGU, P.S. Kuncoro, mengatakan selama 33 tahun selalu melakukan pembukaan draw drawn culvert (DDC). “Khususnya pada musim hujan bisa sepekan dua kali, tapi kondisinya normal dan hampir 33 tahun tidak terjadi seperti hal tadi. Jadi, saat kami khawatir melihat denyutannya di permukaan, kami langsung buru-buru, karena pesannya bagaimana kita juga mengamankan bendungan karena itu berdampak,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya