SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan kantor Desa Jeblog, Kecamatan Karanganom, Klaten. (Solopos-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Desa Jeblog adalah desa di Kecamatan Karanganom, Klaten, Jawa Tengah, yang berbatasan dengan wilayah Kecamatan Polanharjo, Klaten. Bagaimana asal-usul desa itu dinamakan Jeblog?

Desa Jeblog berada tak jauh dari Umbul Ponggok, objek wisata air populer di Kabupaten Klaten.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Permukiman di Desa Jeblog diyakini sudah ada sejak era kolonial. Permukiman itu bermunculan ketika Pabrik Gula Ponggok beroperasi. Umbul Ponggok menjadi sumber air untuk mendukung pengoperasian pabrik gula serta mendukung irigasi perkebunan tebu.

10 Berita Terpopuler: Kasus Covid-19 Soloraya Tambah, Klaten - Wonogiri

“Para sinder pabrik gula itu perumahannya di Jeblog. Selain itu Jeblog digunakan untuk parkir lori,” kata Kepala Desa Jeblog, Henry Prakosa, saat berbincang dengan , Jumat (17/4/2020).

Soal nama desa, Henry mengakui banyak orang dari luar wilayah sering salah sangka. Nama Jeblog kerap diartikan kondisi Jeblog sebagai daerah tertinggal serta becek.

Kota Solo Deflasi 0,20%, Baru Kali Ini Lebaran Tak Signifikan Kerek Harga

“Memang ada yang menyangka desa kami itu desa zona merah kemiskinan. Padahal desa kami saat ini sudah menjadi desa zona hijau. Ada pula yang mengira kondisi desa kami itu becek,” kata Henry.

Ada sejarah hingga desa tersebut diberi nama Jeblog. Sebelum kondisinya padat penduduk seperti saat ini, ada sebagian wilayah desa berupa rawa. Lokasi rawa itu berada di sisi timur sungai yang membelah desa.

Tak Cuma Covid-19, DBD dan Chikungunya Juga Ancam Warga Sukoharjo

“Ketika tanahnya digores saja keluar airnya hingga becek. Dari situlah diberi nama Jeblog,” urai dia. Kawasan rawa itu kini berganti dengan permukiman seiring bertambahnya jumlah penduduk.

Jumlah penduduk Jeblog kini 1.442 jiwa yang tinggal di sembilan dukuh dengan luas wilayah sekitar 72 hektare (ha).

Henry mengatakan Jeblog menjadi salah satu sentra para pembudi daya ikan lantaran didukung sumber air yang melimpah. Saban bulan, sekitar 6 ton ikan nila dipasarkan ke berbagai daerah seperti Semarang, Jogja, dan Solo.

“Budi daya ikan andalan di desa kami yakni ikan nila merah dan hitam. Konon ikan hasil budi daya di wilayah kami rasanya lebih nikmat,” kata Henry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya