SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibadah haji. (freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Sebanyak 40 anggota calon jemaah haji di Wonogiri membatalkan keberangkatan haji sepanjang tahun 2022. Penyebab puluhan calon jemaah haji batal berangkat ke Tanah Suci itu, yakni faktor ekonomi dan meninggal dunia.

Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Wonogiri, Partoyo, mengatakan mayoritas dari mereka yang membatalkan keberangkatan haji itu lantaran terkendala masalah ekonomi. Sebagian lagi karena calon jemaah telah meninggal dunia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau sudah berumur tua atau karena antreannya lama, itu tidak boleh menjadi alasan membatalkan keberangkatan. Calon jemaah haji bisa membatalkan keberangkatan jika memang tidak mampu secara ekonomi, fisik, atau meninggal dunia. Sebenarnya, ketika pendaftar ternyata sudah meninggal dunia, bisa digantikan anak, orang tua, atau saudara kandungnya,” kata Partoyo kepada Solopos.com, Senin (14/11/2022).

Hampir setiap tahun di Wonogiri memang ada anggota jemaah calon haji yang membatalkan keberangkatan ke Tanah Suci. Hanya, jumlah mereka tidak banyak jika dibanding pendaftar calon jemaah haji yang mencapai 400-500 orang tiap tahunnya.

Ekspedisi Mudik 2024

“Setiap pendaftar wajib menyetorkan biaya pendaftaran senilai Rp25 juta. Uang itu langsung disetorkan melalui Bank BSI. Kemudian, mereka membawa surat pembayaran itu ke Kemenag Wonogiri sebagai salah satu syarat pendaftaran. Kalau biaya riilnya sampai berangkat, bergantung kapan jemaah itu berangkat. Tiap tahun biasanya bisa naik meski tidak secara signifikan. Misalnya berangkat pada 2040, tahun itu biayanya Rp40 juta, ya sudah berarti tinggal nambahi kurangnya, Rp15 juta,” jelas dia.

Baca Juga: 6.888 Calon Haji di Jateng Batalkan Keberangkatan, Terbanyak dari Daerah Ini

Mekanisme pembatalan calon jemaah haji, pendaftar atau yang mewakili datang ke Kemenag Wonogiri dan menulis serta menandatangani surat pernyataan pengunduran diri atau pembatalan calon jemaah haji. Adapun uang yang sudah disetorkan pada saat pendaftaran senilai Rp25 juta akan kembali kepada pendaftar tanpa potongan apapun.

Kepala Kantor Keagamaan Agama (Kemenag) Wonogiri, Anif Solikhin, menyampaikan dibanding kabupaten/kota di Soloraya, Wonogiri menjadi daerah dengan jumlah pendaftar calon jemaah haji terendah. Hal itu disebabkan latar belakang warga Wonogiri yang banyak merantau sehingga kesadaran dan informasi tentang ibadah haji di Wonogiri rendah.

“Kalau masalah ekonomi, saya kira Wonogiri tidak jauh berbeda dengan kabupaten/kota lain di Wonogiri. Hanya memang, banyak masyarakat Wonogiri yang merantau. Jadi kesadaran berhaji juga relatif rendah dibanding warga daerah lain,” ujar Anif.

Baca Juga: Ternyata, Banyak Orang Tertipu saat Mencari Pesugihan Kandang Bubrah Wonogiri

Dia mengatakan selama dua tahun pandemi Covid-19 tidak ada pemberangkatan haji. Dengan begitu, masa tunggu keberangkatan calon jemaah haji menjadi lebih lama. Hal itu tidak hanya terjadi di Wonogiri melainkan secara nasional.

“Saat ini antreannya bisa sampai 30-an tahun karena efek pandemi Covid-19,” ucap dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya