SOLOPOS.COM - Perahu naga menyusuri Sungai Bengawan Solo di Pucangsawit, Jebres, Solo, Minggu (22/1/2023). (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO— Masyarakat di Soloraya dan sebagian masyarakat Jawa Timur pasti sudah mengenal Sungai Bengawan Solo, sungai besar yang mengalir di wilayah Soloraya hingga sebagian Jawa Timur.

Keberadaannya sering dikaitkan dengan kasus banjir yang sering terajadi di wilayah-wilayah di sekitar alirannya. Namun apakah benar, sungai itu menjadi penyebab banjir?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sungai Bengawan Solo kerap menjadi obrolan saat musim hujan. Termasuk pada beberapa waktu terakhir, dimana curah hujan yang tinggi menyebabkan adanya banjir di beberapa wilayah, termasuk di Kota Solo.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Maryadi Utama, mengatakan banjir memang menjadi salah satu isu strategis lokal wilayah sungai (WS) Bengawan Solo.

Namun dia meluruskan jika pada kasus banjir yang terjadi di beberapa wilayah di sekitar sungai tersebut belum lama ini, bukan karena disebabkan luapan Sungai Bengawan Solo.

“Kami luruskan, bahwa itu bukan dari luapan Sungai Bengawan Solo,” kata dia pada Webinar Hari Air 2023: Manajemen Air Terpadu untuk Kehidupan yang digelar Solopos Media Group yang didukung Aqua, Senin (20/3/2023).

Menurutnya peristiwa banjir itu muncul karena peningkatan debit air yang terjadi secara bersamaan. Baik debit dari Sungai Dengkeng, Sungai Samin, dan rilis dari Gajah Mungkur yang hanya sekitar 15%. “Juga curah hujan saat itu di Kota Solo sekitar 10 jam mulai pukul 14.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB, sehingga mengakibatkan banjir genangan,” lanjut dia.

Dia menegaskan banjir yang terjadi di Solo bukan merupakan luapan sungai Bengawan Solo, namun banjir genangan.

Selain di Kota Solo, banjir juga terjadi di beberapa wilayah karena adanya anak-anak sungai yang mengantre ke Bengawan Solo. Hal itu menyebabkan terjadinya luapan-luapan anak-anak sungai di Kabupaten Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Ponorogo, Madiun dan Pacitan.

Pada webinar yang disiarkan di Youtube Espos Live tersebut, Maryadi juga memaparkan mengenai tugas dan fungsi BBWSBS yang merupakan UPT di Kementrian PUPR, yakni selaku pengelola sumber daya air (SDA) khususnya di WS Bengawan Solo. Dimana tugasnya adalah mengelola air secara terpadu di dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur. BBWSBS juga mengelola 96 DAS, dengan 4 DAS utama yaitu DAS Bengawan Solo, DAS Grindulu dan Lorog, DAS Lamong dan DAS Pantura. WS Bengan Solo berada pada dua provinsi, 18 kabupaten dan 3 kota, serta memiliki luas DAS 19.780 km2 dan Panjang sungai sekitar 600 km.

Kemudian untuk pemanfaat SDA pada WS Bengawan Solo, di antaranya ada 12 daerah irigasi teknis (kewenangan pusat). Dimanfaatkan juga untuk 16 air baku dan air minum yang biasanya dimanfaatkan PDAM. Ada juga 12 air untuk daerah industri. Serta ada sekitar 50 pompa irigasi kewenangan pemerintah daerah. Termasuk 323 pompa milik masyarakat untuk kebutuhan irigasi.

Sebagai pernyataan penutup, dia mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan ke dalam sungai. Dia juga mengimbau agar masyarakat bisa bersahabat dengan air. “Kami punya slogan, kita jaga alam, alam akan jaga kita,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya