SOLOPOS.COM - Tim Badan Geologi Bandung mengumpulkan data untuk kajian teknis terkait kasus tanah ambles di Dusun Jetis Kidul, Desa Bero, Manyaran, Wonogiri, Jumat (24/1/2020). (Istimewa/BPBD Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI -- Teka-teki penyebab tanah ambles atau sinkhole di Jetis Kidul RT 002/RW 002, Bero, Manyaran, Wonogiri, Sabtu (18/12/2019) pagi lalu terjawab sudah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri telah menerima surat hasil kajian Badan Geologi bernomor 243/45/BGL.V/2020 tentang Laporan Pemeriksaan Tanah Amblas di Desa Bero, tertanggal 7 Februari 2020, Selasa (11/2/2020) siang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada pokoknya, Badan Geologi menyatakan tanah ambles disebabkan proses pelarutan batu gamping di dalam tanah oleh air. Pelarutan kian intensif seiring meningkatnya volume air yang mengalir melalui rongga.

Terlebih, tanah bersifat porous atau banyak pori-pori sehingga menyerap air dengan cepat. Batu gamping yang larut dan tingginya aliran air membuat rongga semakin besar hingga akhirnya tanah di atasnya ambles.

Bocah 3 Tahun Asal Jatinom Klaten Nyaris Diculik Saat Main di Depan Rumah

Catatan Solopos.com, tanah ambles itu terjadi di sawah milik Sri Widodo dan Mursinah, warga Jetis Kidul RT 002/RW 002, Bero, Manyaran, Wonogiri, Sabtu (18/12/2019). Fenomena alam itu membuat warga setempat geger.

Mereka berkerumun di sekitar lokasi untuk melihat kondisi tanah tersebut. Petugas melarang mereka mendekat. Area tanah yang ambles berbentuk oval dengan panjang 17,2 meter, lebar 7,2 meter, dan kedalaman 16 meter.

Di sekitar lokasi terdapat puluhan lubang kecil. Peristiwa itu juga membuat retakan tanah ke arah permukiman yang berjarak lebih kurang 50 meter dari lokasi. Bahkan, retakan melewati 11 unit rumah.

Pengamat: Fit & Proper Test Cuma Formalitas, Gibran-Purnomo Sudah Jadi

Tidak ada pihak yang mengetahui penyebabnya. Hal itu membuat warga berspekulasi. Tak sedikit warga yang berpendapat sinkhole terjadi akibat air yang tersimpan di dalam tanah terus disedot oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Pendapat itu diperkuat adanya instalasi penyedot air 200 meter dari lokasi. Asumsi itu malah membuat warga kian resah.

Untuk menjawab keresahan itu, BPBD Wonogiri meminta Badan Geologi Bandung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk meneliti fenomena itu. Tim geolog datang ke lokasi, Jumat (24/1/2020) lalu.

JLK Wonogiri Belum Siap Dilewati Kendaraan Berat, Ini Sebabnya

Sambil menunggu, tim BPBD, pemerintah desa, dan kecamatan memberi pemahaman kepada warga supaya tak berasumsi macam-macam sebelum hasil resmi kajian Badan Geologi keluar. Mereka juga intensif mengecek lokasi untuk memastikan tidak ada warga yang beraktivitas di sekitar lubang.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, bergegas menginformasikannya kepada Kepala Desa (Kades) Bero Roh Edy Wibowo dan Camat Manyaran Purwadi Hardo Saputro. Dia melakukannya supaya kedua tokoh itu bisa langsung menyosialisasikannya untuk menjawab keresahan warga.

“Intinya, tanah ambles karena di bawah tanah ada batu gamping yang larut akibat air. Lalu terbentuk rongga, kemudian tanah di atasnya ambles. Jadi, tanah ambles bukan karena air di dalam tanah disedot PDAM,” ucap Bambang.

Pilkada Solo: Tak Dipanggil Fit & Proper Test di DPP PDIP, Calon Lain Masih Pede

Selanjutnya, Pemdes Bero harus mengantisipasi agar peristiwa tanah ambles tidak terjadi lagi. Menurut Bambang, kuncinya pada pengalihan aliran air supaya tak masuk ke lubang.

BPBD dan warga setempat sudah membuat drainase sederhana untuk mengalihkan aliran air hujan. Namun, sesuai rekomendasi Badan Geologi, saluran harus dibuat kedap air.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya