NEW YORK – Setelah pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) usai, badai salju Nor’easter yang kuat menghantam kawasan pantai timur AS, khususnya Negara Bagian New York dan sekitarnya, Rabu (7/11/2012) waktu setempat.
Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI
Padahal, wilayah tersebut sebagian besar masih porak poranda akibat hajaran Badai Sandy pekan lalu. Badai salju kali ini diiringi angin kencang dan hujan salju lebat, mengakibatkan tumpukan salju di mana-mana.
Akibat badai, tiga bandara utama ditutup, serta layanan kereta api komuter dan angkutan massal dihentikan. Tiang-tiang listrik roboh akibat terjangan angin, memperparah pemadaman listrik sebelumnya di ratusan ribu rumah tangga akibat Badai Sandy.
Badai Nor’easter menambah kesengsaraan ribuan warga New Jersey, New York dan Connecticut, yang rumah mereka rusak atau hancur akibat Sandy yang menghantam kawasan pantai Timur Amerika pada 29 Oktober 2012 dan menewaskan 120 orang di AS dan Kanada.
Akibat Nor’easter yang memperparah dampak Sandy, sekitar 22.000 rumah dan bisnis dari Carolina hingga New York terputus aliran listrik. Sebelumnya, lebih dari 640.000 pelanggan terputus aliran listri mereka akibat Sandy, badai terbesar dan termahal dalam sejarah AS.
Pihak berwenang New York dan New Jersey mengevakuasi warga yang tinggal di daerah pesisir, kawasan paling rentan, menjelang Nor’easter diperkirakan menerjang dan membawa gelombang tinggi sekitar dua meter di atas normal, Kamis (8/11/2012) pagi waktu setempat.
Tidak ada banjir besar dilaporkan selama jam pertama badai, meskipun New York memperingatkan warga yang rumahnya mengalami banjir selama Sandy, untuk mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi atau ke tempat penampungan yang disediakan pemerintah kota.
Christine Jones, 73, mengaku terpaksa bertahan di kamar apartemennya yang berada di Rockaway, New York, tanpa daya listrik untuk penerangan, alat pemanas maupun alat pendingin. Jones harus naik ke apartemennya yang berada di lantai 10 menggunakan tangga dan mengandalkan sinar senter.
“Mereka meminta kami untuk dievakuasi,” katanya. Namun Jones dan tetangganya tak ingin meninggalkan apartemen mereka karena mengkhawatirkan perampokan dan penjarahan.