SOLOPOS.COM - Kondisi terkini lokasi lereng bukit yang longsor dan menutup jalur lingkar selatan ruas Dusun Sidorejo RT 001/RW 002, Desa Guwotirto, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (30/1/2021). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI – Proses evakuasi material longsor lereng bukit yang menutup jalur lingkar selatan atau JLS ruas Dusun Sidorejo RT 001/RW 002, Desa Guwotirto, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri yang dilakukan sejak Kamis (28/1/2021) hingga Sabtu (30/1/2021) masih belum selesai.

Keterbatasan ekskavator yang hanya satu unit membuat pengerukan material longsor tidak bisa dilakukan dengan cepat. Meski demikian JLS Wonogiri sudah bisa dilalui meski khusus untuk kendaraan berat dengan sistem buka tutup jalan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca juga: Alhamdulillah! Sempat Tertimbun Longsor, JLS Wonogiri Sudah Bisa Dilewati

Longsor Susulan

Sukarelawan Srikandi Giriwoyo, Welas Handayani, kepada Solopos.com, Sabtu siang, mengabarkan proses evakuasi masih berlangsung. Material longsor semakin banyak karena terjadi longsor susulan.

Ekspedisi Mudik 2024

Awalnya, area lereng bukit yang longsor sepanjang lebih kurang 20 meter-25 meter dan tinggi lebih kurang 35 meter. Kemudian area lereng di dekatnya turut longsor karena hujan mengguyur setiap sore. Area lereng yang longsor semakin luas, yakni menjadi panjang lebih kurang 50 meter.

“Pada sisi lain ekskavator yang ada hanya satu unit. Alhasil, pengerukan material longsor tidak bisa lebih cepat. Walau begitu proses evakuasi material longsor berjalan lancar,” kata Welas.

Baca juga: Mau Dilombakan, Burung Rp7 Juta Raib Digondol Maling di Klaten

Dia melanjutkan, material longsor dibuang di tepi jalan tak jauh dari lokasi menggunakan truk. Material itu untuk menguruk bagian tepi jalan yang tak rata. Selain itu ada warga yang mengambilnya menggunakan truk juga. Warga memanfaatkannya untuk menguruk lahan atau pekarangan rumah.

Meski proses evakuasi masih berlangsung tetapi JLS Wonogiri sudah bisa dilalui. Namun, kendaraan yang dapat melintas hanya kendaraan berat, seperti tronton, truk, dan bus. Itu pun harus melaju pelan-pelan karena material longsor belum sepenuhnya dapat disingkirkan. Sejumlah bongkahan material longsor yang masih berada di tepi jalan.

Baca juga: Bayaran Kakek Sugiono Main Film Porno

Buka Tutup Jalan

Beberapa sukarelawan tampak mengatur lalu lintas dengan cara membuka dan menutup jalan. Sukarelawan di bagi menjadi dua, yakni berjaga di jalan dari arah Giriwoyo dan Pacitan. Masing-masing lokasi jaga berjarak lebih kurang 50 meter dari lokasi longsor.

Saat ada kendaraan berat lewat, sukarelawan memberi kode kepada petugas di area lokasi evakuasi material longsor dengan membunyikan peluit. Cara itu dilakukan agar petugas bisa memastikan kondisi sekitar JLS Wonogiri aman. Ketika tidak ada kendaraan berat yang melintas jalan ditutup.

Baca juga: Istri Korban Tragedi Sriwijaya Air SJ 182 Asal Sragen Mimpi Ketemu Suami: Dia Tersenyum Bahagia

“Sementara, kendaraan pribadi kami lewatkan di jalan alternatif yang melalui permukiman warga. Dari arah Pacitan dan Giriwoyo ada jalan alternatifnya masing-masing yang jaraknya lebih kurang 200 meter, sehingga tidak ada pertemuan kendaraan di jalan alternatif. Pengaturan ini dilakukan agar jalan utama tidak terlalu padat sehingga proses evakuasi material longsor tetap bisa dilaksanakan,” imbuh Welas.

Sukarelawan bertugas dibantu pemuda karang taruna dan warga dusun setempat. Mereka bekerja selama 24 jam mengatur lalu lintas di JLS Wonogiri. Selain membantu tenaga warga sekitar membantu dengan memberi konsumsi. Ada pihak yang mendonasikan dana, pemilik warung makan memberi nasi bungkus, dan warga lainnya menyuplai makanan dan minuman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya