SOLOPOS.COM - Foto: Dokumentasi

Foto: Dokumentasi

BOYOLALI-Seiring dengan perkembangan teknologi yang kian pesat, para remaja dituntut untuk memiliki keahlian khusus agar siap masuk di dunia kerja. Banyak pilihan keahlian yang ditawarkan di pendidikan formal maupun nonformal. Sekolah menengah kejuruan (SMK) menjadi alternatif bagi remaja untuk mendapatkan keahlian sesuai dengan bidang yang diminatinya. Dari sekian banyak keahlian, muncul keahlian baru yang dikenal jurusan multimedia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Enggak setiap SMK negeri dan swasta memiliki jurusan yang satu ini. Namun hampir setiap daerah memiliki SMK dengan jurusan multimedia. Salah satunya di Boyolali, jurusan multimedia baru muncul 2008 lalu di SMK Ma’arif 2 Boyolali yang terletak di Kecamatan Klego, Boyolali. Prospek jurusan ini cukup menjanjikan dengan perkembangan teknologi komputer dan digital belakangan. Munculnya terobosan baru itu diikuti sejumlah SMK lainnya, baik negeri maupun swasta. Hingga 2012, tercatat ada sebanyak sembilan SMK yang memiliki jurusan multimedia, selain SMK Ma’arif NU 2 Boyolali di Klego, ada SMK Bhineka Karya (BK) 1 Boyolali, SMK Islam Sudirman Ampel, SMK Muhammadiyah 6 Simo, SMK Negeri 1 Boyolali, SMK Muhammadiyah 2 Andong, SMK Pandanaran Boyolali, SMK Negeri 1 Wonosegoro, SMK Muhammadiyah 4 Andong.

 

Peminatnya pun lumayan. Di SMKN 1 Boyolali saja, menyediakan dua kelas dengan jumlah siswa 30-32 orang per kelas. Apalagi di sekolah lain, baik swasta maupun negeri yang lebih awal memiliki jurusan ini. Dengan adanya banyak SMK multimedia, maka muncul Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) khusus jurusan multimedia. MGMP sepakat membikin kompetisi untuk mengasah kreativitas siswa dalam penguasaan mata pelajaran yang ada.

Di jurusan ini ada banyak hal yang dipelajari lho, di antaranya fotografi, videograpfi, desain web, animasi dan desain grafis. Dari sekian mata pelajaran itu, ternyata desain grafis yang dipilih untuk materi lomba kompetensi siswa (LKS) yang baru digelar tiga tahun terakhir. Lomba ini ternyata juga berjenjang. Enggak cuma di tingkat kabupaten, melainkan ada lomba di tingkat provinsi dan nasional.

Salah seorang panitia LKS multimedia Boyolali, Mustofa, saat dijumpai Espos, belum lama ini, mengatakan LKS kali pertama di Boyolali dilaksanakan 2009 di SMK Ma’arif 2 Boyolali, kemudian di tahun selanjutnya digelar di SMK BK 1 Boyolali dan kali ketiga di SMKN 1 Boyolali yang baru usai awal bulan lalu. “Sebenarnya semua mata pelajaran bisa dilombakan, seperti di SMK lain, misalnya teknik mesin, akuntasi dan seterusnya. Khusus di multimedia, semua hal yang berkaitan dengan multimedia diajarkan. Namun hanya desain grafis yang dipilih karena merupakan kesepakatan semua sekolah multimedia. Dengan jurusan itu, siswa mampu mandiri dan berwiraswasta sendiri setelah lulus sekolah. Mereka enggak perlu bekerja tim, tetapi bisa bekerja sendiri dengan keahlian desain grafis,” ujar Mustofa yang juga salah satu guru multimedia di SMKN 1 Boyolali.

LKS tingkat provinsi digelar Selasa-Rabu (18-19/9/2012) di Semarang. Sementara LKS tingkat nasional bakal diadakan Desember mendatang di Padang, Sumatera. Dari Boyolali, sudah disiapkan seorang siswa yang bakal maju di tingkat provinsi, yakni Ade Mustajab Suwali, 17, siswa Kelas III SMK Muhammadiyah 6 Simo. Ade memang satu-satunya siswa yang memiliki nilai paling tinggi dari delapan siswa yang mengikuti LKS tingkat Kabupaten Boyolali.

Pemuda kelahiran 3 Juni 1995 di Boyolali itu mampu membuat desain landmark Boyolali yang unik dan diimplementasikan dalam bentuk desain kaus. Konsep yang diusung Ade cukup sederhana, yakni susu sapi di dalam gelas. Susu merupakan komoditas paling terkenal hingga Boyolali dikenal publik sebagai Kota Susu. Logo landmark itu dibuat motif kaus dengan model nonkonvensional tapi elegan. Ade juga menciptakan logo kemasan yang unik pula dengan gambar keris. Dari dua desain itulah yang bikin juri dari Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Seni Indonesia (ISI) Solo memberi nilai tinggi bagi laki-laki asal RT 002/RW 003, Gatak Senting, Sambi, Boyolali ini.

“Kalau bikinnya sudah terbiasa. Yang sulit itu ketika mencari ide yang cocok dan pas. Saya sering ganti ide beberapa kali, hingga akhirnya menemukan ide susu yang muncrat. Desain gelas berisi susu itu saya bikin miring dengan posisi di samping bawah kanan kaus. Desain logo di kaus itu bisa terlihat dari depan dan belakang,” ujar Ade saat dijumpai Espos, di sela-sela penerimaan piala dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali, Senin (10/9/2012).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya