SOLOPOS.COM - Mantan otak sejumlah aksi terorisme di Soloraya, Roki Aprisdianto membacakan ikrar Sumpah Pemuda di Mapolres Sukoharjo, Kamis (28/10/2021). Roki kini berkampanye antiterorisme. (Humas Polres Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Upacara Hari Sumpah Pemuda Ke-93 di Mapolres Sukoharjo diwarnai kejadian langka, pembacaan Ikrar Sumpah Pemuda oleh mantan narapidana kasus terorisme, Roki Aprisdianto alias Atok.

Dalam catatan Solopos.com, sebelum insyaf Roki Aprisdianto adalah otak sejumlah aksi terorisme di wilayah Solo dan sekitarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di antaranya kasus bom rakitan di halaman Mapolsek Pasar Kliwon, Solo pada 20 November 2012 dan rencana meledakkan bom di Pasar Kliwon pada 2010-2011.

Ia dan kelompoknya yang juga menaruh bom rakitan di Pos Polisi Dukuh Kebunbaru, Pos Polisi Lintas Simpang 3 Delangu Klaten, Gereja Kristen Jawa Manjung, Gereja Kapel Santa Ancilla, Gereja Katolik Kristus Raja Gatak, dan di kandang kerbau keturunan Kiai Slamet di Alun-Alun Keraton Surakarta.

Ekspedisi Mudik 2024

Bahkan, dengan menggunakan cadar Roki sempat kabur saat ditahan di Rutan Polda Metro Jaya pada 6 November 2012.

Baca Juga: Teroris Kabur: Tetangga Roki Aprisdianto Kaget 

Tapi itu dulu. Kini Roki sudah kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Ia menyadari kesalahannya dan berjuang menyadarkan rekan-rekannya yang masih melakukan aksi terorisme.

Kapolres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho Setyawan melalui telepon menyatakan, upacara Sumpah Pemuda di Mapolres Sukoharjo diikuti elemen mahasiswa, elemen masyarakat, eks napiter, dan perguruan pencak silat.

“Dalam pelaksanaan upacara tersebut, eks napiter Roki Aprisdianto alias Atok, membacakan Ikrar Sumpah Pemuda,” ujarnya kepada Solopos.com.

Kapolres Sukoharjo menjelaskan Hari Sumpah Pemuda Ke-93 kali ini mengambil tema Bersatu, Bangkit dan Tumbuh. Tema ini diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun para pemuda yang diikrarkan pada tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda.

Baca Juga: Otak teror bom di Klaten dan Solo terkuak 

“Tema Bersatu, Bangkit dan Tumbuh ini sesungguhnya diperuntukkan bagi seluruh elemen bangsa. Tetapi bagi pemuda menjadi penting, karena di tangan pemudalah kita berharap Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19, dan untuk melangkah lebih menggerakkan ekonomi,” ujarnya.

“Kalau pemuda generasi terdahulu mampu keluar dari jebakan sikap-sikap primordial suku, agama, ras dan kultur, menuju persatuan dan kesatuan bangsa, maka tugas pemuda saat ini adalah harus sanggup membuka pandangan ke luar batas-batas tembok kekinian dunia, memiliki karakter, kapasitas, kemampuan inovasi, kreativitas yang tinggi, mandiri, inspiratif serta mampu bertahan dan unggul dalam menghadapi persaingan global demi menyongsong masa depan dunia yang lebih baik,” tambahnya.

Untuk itu, lanjut Kapolres, momentum Hari Sumpah Pemuda harus mampu menjadi perekat persatuan sebagai satu bangsa.

Kesadaran Berbangsa

Kapolres mengungkapkan, Polres Sukoharjo sengaja mengundang elemen mahasiswa, perguruan pencak silat, Saka Bhayangkara, dan mantan napi teroris.

“Untuk membuktikan bahwa kita dapat bersatu membangun kesadaran kebangsaan Indonesia sekaligus wujud komitmen menjaga persatuan dan kesatuan di negeri ini,” tandas perwira menengah Polri ini.

Seusai upacara, Roki Aprisdianto mewakili rekan-rekannya eks napiter Kabupaten Sukoharjo merasa bangga diikutkan upacara peringatan Sumpah Pemuda di Mapolres Sukoharjo.

“Semoga para pemuda Indonesia senantiasa bersatu, bangkit, dan tumbuh. Dan untuk Polres Sukoharjo semoga bisa jaya dan amanah mengemban tugas dalam menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat,” ungkapnya dalam rilis yang diterima Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya