SOLOPOS.COM - Salah satu blok lahan di wilayah Desa Joton, Kecamatan Jogonalan, Klaten, dimanfaatkan untuk membangun perkampungan baru oleh warga terdampak tol Solo-Jogja. Foto diambil Senin (29/5/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Puluhan warga Desa Joton, Kecamatan Jogonalan, Klaten, sepakat membangun perkampungan baru setelah kampung lama mereka di dua wilayah RT desa tersebut tergusur pembangunan jalan tol Solo-Jogja.

Seusai menerima uang ganti rugi untuk lahan dan rumah mereka, warga dari dua wilayah RT itu ramai-ramai membangun rumah di lahan yang masih berada di desa setempat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Berdasarkan pantauan Solopos.com, ada dua blok lahan yang digunakan untuk membangun rumah baru bagi puluhan warga terdampak pembangunan tol Solo-Jogja di Desa Joton. Satu kompleks berada di timur Dukuh Mampiran dan satu kompleks di Barat Dukuh Mampiran.

Rata-rata rumah warga yang tergusur tol Solo-Jogja di Joton, Klaten, itu masih dalam proses pembangunan. Rumah yang dibangun dengan ukuran beragam. Ada yang berlantai satu ada pula yang berlantai dua.

Kepala Desa (Kades) Joton, Aris Gunawan, mengatakan ada dua RT di wilayahnya yang dilewati proyek tol Solo-Jogja. Dua RT itu yakni di RT 004 Dukuh Bladu dan RT 005 Dukuh Desan Wetan.

“Dari dua RT itu 80 persen harus relokasi [pindah karena terdampak proyek pembangunan tol]. Sebagian warga ada yang di timur Dukuh Mampiran sekitar 35 keluarga. Kemudian ada di sisi barat Dukuh Mampiran sekitar 26 keluarga,” kata Aris saat ditemui Solopos.com di Kantor Desa Joton, Senin (29/5/2023).

Sebagian warga Joton, Klaten, yang membangun rumah itu sudah menerima uang ganti rugi lahan mereka yang terkena tol Solo-Jogja. Meskipun ada pula yang masih menanti pencairan.

Sebagian dari mereka beramai-ramai membeli tanah agar rumah baru mereka bisa tetap satu kompleks. Ada juga yang memanfaatkan tanah warisan untuk membangun rumah yang masih berada di wilayah Joton.

“Ada juga yang di RT 011 hanya bergeser-geser [menempati pekarangan di dekat rumah yang tidak terdampak tol]. Kalau total ada 90 keluarga yang rumahnya terkena tol,” kata Aris.

Aris mengatakan mayoritas warga yang rumahnya terdampak pembangunan tol Solo-Jogja menghendaki tetap tinggal di wilayah Joton. Salah satunya lantaran mereka sudah nyaman dan secara turun temurun tinggal di desa tersebut.

Sebagian Uang Ganti Rugi Belum Cair

Hanya sebagian kecil warga Desa Joton, Klaten, terdampak tol Solo-Jogja yang pindah keluar desa. Itu pun karena menempati tanah warisan orang tua. “Jadi bukan membeli tanah di luar desa. Dari jumlah itu saat ini yang terdeteksi baru dua keluarga yang keluar Joton,” jelas Aris.

Meski sudah banyak yang mulai membangun rumah baru, warga hingga kini masih memanfaatkan rumah lama mereka. Ada juga yang belum bisa membangun rumah baru lantaran hingga kini belum menerima uang ganti rugi lahan tol Solo-Jogja.

“Ada dua rumah yang belum bisa pindah karena tidak ada dana. Harapan kami untuk UGR yang belum cair bisa segera dicairkan agar segera bisa dimanfaatkan oleh warga untuk membangun rumah baru,” kata Aris.

Salah satu warga Dukuh Bladu, Sarjono, mengatakan rumahnya ikut terdampak pembangunan tol Solo-Jogja. Sejak Februari 2023 lalu, dia membangun rumah baru menempati lahan di sisi barat Dukuh Mampiran.

Di satu kompleks lahan itu, ada rumah lainnya yang kini masih dalam proses pembangunan. “Satu blok ini ditempati enam keluarga yang masih satu kerabat. Ini menempati tanah warisan,” kata Sarjono saat ditemui Solopos.com di rumah barunya.

Untuk membangun rumah baru itu, Sarjono memanfaatkan uang ganti rugi yang sudah dicairkan atas bidang lahan milik keluarganya di Desa Dompyongan, Kecamatan Jogonalan. Sementara uang ganti rugi untuk bidang lahan terdampak tol milik keluarga Sarjono di Desa Joton belum cair.

“Untuk membangun rumah ini kemarin menambah biaya Rp80 juta,” kata Sarjono. Di Desa Joton ada 321 bidang lahan termasuk tanah kas desa yang dibebaskan untuk pembangunan tol Solo-Jogja.

Dari jumlah itu, uang ganti rugi yang sudah cair baru untuk sekitar 239 bidang lahan. Joton menjadi salah satu desa dengan jumlah bidang lahan terdampak tol terbanyak di Klaten. Rencananya, Joton menjadi simpang susun tol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya