SOLOPOS.COM - Kariyani menjualnya produknya Karya Snack berupa stik cumi lewat offline dan online. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO--Bermula dari iseng untuk mengisi kesibukan, bila dilakukan dengan serius sebuah usaha bisa membuahkan hasil.

Begitu juga dengan yang dilakukan Kariyani, warga Pucang Sawit RT 03/RW 15 Jebres, Solo.  Bersama suami, Fredi Kristiawan, dia membangun usaha produksi makanan ringan dengan merek Karya Snack.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Usaha itu dimulainya sekitar tahun 2016. Perempuan kelahiran Ponorogo, 23 April 1987 ini membuat makanan kecil berupa stik cumi yang terbuat dari tepung terigu. Stik cumi tersebut dijual Rp20.000 per bungkus untuk agen atau grosir Sebagai bahan baku, dia biasa kulakan 1 karung tepung terigu yang berisi 50 kilogram.

Heboh! Bunga Bangkai Muncul Di Pekarangan Rumah Warga Jepara, Baunya Mirip Telur Busuk

"Tidak mesti kulakannya. Kadang satu kali kadang dua kali dalam seminggu,"ujar Kariyani kepada Solopos.com, belum lama ini.

Dalam memproduksi, Kariyani dan suami dibantu saudara-saudaranya. Dia sudah memiliki mesin produksi sehingga usahanya cukup terbantu. Untuk pemasaran, selama ini dia menempuh dua jalur secara offline dan online. Penjualan secara offline dia menyetor ke sedikitnya 25 agen.

"Saya juga menitip ke toko-toko atau warung-warung kelontong sekitar kampus. Kalau ke toko seperti itu saya jualnya dengan kemasan lebih kecil seharga Rp7.000,"ujarnya.

Terdampak Pandemi

Sebelum pandemi produksi Karya Snack bisa menembus sekitar 200 toko. "Namun saat ini berkurang hingga 50% karena toko-toko di sekitar kampus itu banyak yang tutup. Sekarang mungkin tinggal 100 toko," ujar Kariyani.

Tak hanya penjualan offline, Kariyani juga menjual produknya secara online.

"Kayak Shopee, Tokopedia sudah saya daftar. Tapi selama ini penjualannya memang belum begitu banyak. Masih lebih banyak yang penjualan langsung lewat agen atau toko-toko," jelas Kariyani.

Kronologi Kecelakaan Maut Di Jatiyoso: Minibus Oleng Tabrak Gapura, 2 Warga Sukoharjo Meninggal

Sebagai pemilik usaha mikro kecil menengah (UMKM), Kariyani sadar pentingnya pengembangan usaha melalui pelatihan dan pendampingan. Untuk itu dia merasa senang ketika menjadi salah satu peserta UMKM Virtual Expo yang digelar Bank Indonesia (BI) Perwakilan Solo bersama Solopos dan Blibli.com belum lama ini.

"Alhamdullillah saya jadi tambah ilmu, tambah teman, dan yang jelas tambah semangat dalam menjalankan usaha," ujar Kariyani.

Dia juga berharap silaturahmi akan terus terjalin dengan kemajuan semua UMKM khususnya di Soloraya.

Upaya Pemerintah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memang salah satu sektor terkena dampak negatif dari pandemi Covid-19. Namun pemerintah juga terus berupaya mencari cara untuk menyelamatkan sektor UMKM.

Salah satu cara yang diambil oleh pemerintah yaitu dengan memberikan subsidi bunga dan melakukan penundaan pembayaraan cicilan pokok UMKM yang mana hal tersebut juga merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasiona (PEN).

UMKM mendapatkan alokasi anggaran dari pemerintah sebesar Rp123 triliun, Kementerian Koperasi dan UKM memberikan update dan dampak stimulus kepada UMKM yang kontribusinya 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Selain itu, penggunaan beragam platform digital juga sangat membantu keberadaan UMKM dimasa sulit seperti pandemi saat ini. Sebagai salah satu pilar perekonomian domestik, UMKM terus didorong untuk mengoptimalkan penggunaan platform digital untuk pemasaran hasil produksi.

Sejak 24 Agustus 2020, pemerintah sudah menyalurkan bantuan presiden (banpres) produktif bagi usaha mikro atau disebut Bantuan Pemerintah untuk Usaha Mikro (BPUM). Nilainya Rp2,4 juta untuk setiap penerima manfaat. Diharapkan dari bantuan sosial langsung ini kalangan UMKM yang terdampak akibat pandemi Covid-19 tetap produktif. Pemerintah menargetkan 12 juta UKM menjadi penerima bantuan tersebut. Dana bantuan itu ditransferkan langsung ke rekening para penerima.

Kreativitas

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan ada tiga hal yang bisa mendorong bangkitnya pelaku UMKM setelah terpuruk akibat pandemi Covid-19. Kuncinya yakni kreativitas, digitalisasi dan sinergi agar UMKM memiliki nilai tambah dalam perekonomian nasional saat ini.

Seperti dilansir Liputan6.com, hal itu diungkapkan Perry dalam Pembukaan Karya Kreatif Indonesia 2020 secara virtual, Jakarta, Jumat (28/8/2020).

Perry menjelaskan, kreativitas dibutuhkan untuk meningkatkan nilai tambah produk UMKM. Lalu, dengan digitalisasi UMKM didorong untuk masuk ke platform digital. Dalam hal ini Bank Indonesia berperan untuk integrasi ekonomi keuangan digital melalui infrastruktur.

Salah satunya menciptakan sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman dan andal. Sementara sinergi kebijakan nasional pusat dan daerah dengan memprioritaskan sektor-sektor. Kemudian, memperkuat model bisnis yang terintegrasi, dan secara end to end mendorong kemajuan UMKM.

Dengan penguatan  secara internal dari para pelaku yang terus semangat  dan berjuang di tengah pandemi, kemudian didorong penguatan eksternal dari pemerintah dan lembaga-lembaga terkait, diharapkan UMKM tetap bertahan bahkan tumbuh di masa pandemi dan berkontribusi menggerakan roda perekonomian negeri ini.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya