Solopos.com, SRAGEN — Kamar mandi Supomo, 68, warga Dukuh Gilis RT 007/RW 001, Desa Katelan, Kecamatan Tangen, Sragen, lenyap tergerus arus Bengawan Solo, Kamis (24/11/222) malam. Sementara itu ada dua rumah lain yang juga berada di tepi Bengawan Solo, menghadapi ancaman yang sama.
Tokoh masyarakat Desa Katelan, Sri Wahono, mengatakan longsor itu terjadi sekitar pukul 20.15 WIB. Saat itu ibu Supomo, Darwati, mendengar ada suara gemuruh. Setelah dilihat ke belakang ternyata dapur dan kamar mandinya longsor ke sungai. Selain itu tanah Pekarangan Supomo juga ikut terbawa longsor.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
“Pekarangan yang longsor ke sungai itu panjangnya 14 meter dan tingginya 5 meter. Longsor itu mengancam rumah Supomo serta rumah milik Darwati dan Tarno. Setelah kejadian Muspika Tangen datang ke lokasi. BPBD juga sudah memberi bantuan sembako,” katanya.
Sri mengatakan pemiliknya bertahan tinggal di rumah yang terletak di sebelah timur Jembatan Ganefo Tangen tersebut. Akibat longornya dapur dan kamar mandi, Supomo menderita kerugian material sekitar Rp10 juta.
Baca Juga: 6 Rumah Rusak dan 7 Pohon Tumbang Akibat Angin Kencang di Sragen
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Agus Cahyono, mengatakan terjadi longsor susulan pada Jumat pukul 13.30 WIB. Pemicunya adalah hujan dengan intensitas tinggi dan cukup lama.
Dia membenarkan ada tiga rumah yang terancam longsor karena berada di tepi Bengawan Solo. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Sragen R. Suparwoto terkait penanganan bencana itu.
“Dari Kepala DPU sudah berkomunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo [BBWSBS]. Pada 2023, ada alokasi anggaran untuk antisipasi longsor di Tangen. Tadi dari DPU sudah mengecek ke lokasi dan bersurat ke BBWSBS,” ujarnya.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
