SOLOPOS.COM - Anggota BPBD Karanganyar mengecek rumah warga di tepi aliran Sungai Grompol, Desa Kaliwuluh, Kebakkramat. (Istimewa-BPBD Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR -- Belasan orang yang menghuni tiga rumah dekat Sungai Grompol di Dusun Teken, Desa Kaliwuluh, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar, deg-degan selama musim penghujan karena tempat tinggal mereka rawan tergerus air sungai.

Bahkan kondisi salah satu rumah di tepi Sungai Grompol Kebakkramat itu sangat mengkhawatirkan karena bagian belakangnya sudah nggandul di atas aliran sungai

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Desa Kaliwuluh, Suratmin, mengatakan tiga rumah itu dahulu berjarak 50 meter dari bibir Sungai Grompol. Namun kini rumah tersebut sudah tidak ada jarak dengan bibir sungai.

Baca juga: Dramatis! Prajurit Korpaskhas Gagalkan Percobaan Bunuh Diri Pasien Covid-19 di Wisma Atlet

"Kondisi mulai parah itu sekitar lima tahun ini. Aliran sungai itu bergerak ke utara [arah permukiman]. Sedikit demi sedikit menggerus tanah dan mengenai rumah warga. Kondisi satu rumah paling parah. Rumah bagian belakang sudah nggandul di atas sungai," kata Suratmin saat dihubungi Solopos.com, Selasa (23/2/2021).

Dia mengaku sudah melaporkan kondisi itu secara tersurat kepada DPUPR Kabupaten Karanganyar. Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar sudah membuat laporan kepada Pemkab Karanganyar.

Pemkab dan pemerintah setempat mengambil solusi sementara, terutama saat penghujan. Belasan orang yang menghuni tiga rumah itu diungsikan ke lokasi yang lebih aman saat aliran sungai deras dan debit air tinggi.

"Ya kalau hujan deras, aliran air sungai deras, mereka mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Kalau dibiarkan di sana saat hujan kok bahaya. Sudah bersurat ke DPUPR awal Februari. Surat diteruskan ke BBWSBS. Katanya tahun ini realisasi," ungkap dia.

Menggerus ke Arah Permukiman

Selain khawatir dengan tiga rumah warga itu, Suratmin juga khawatir dengan arah aliran sungai yang terus menerus menggerus sisi utara sungai. Suratmin menyayangkan solusi normalisasi sungai yang dilakukan belasan tahun lalu tapi tidak dibarengi antisipasi lain.

"Dahulu normalisasi untuk menyelesaikan persoalan banjir di Dusun Bekon dan Teken. Betul, sudah tidak banjir lagi. Tetapi aliran air sungai malah menggerus ke arah permukiman. Paling tidak dipasang batu beronjong atau tanggul parapet. Saat ini kami hanya bisa menunggu solusi dari pihak berwenang," tutur dia.

Hal senada disampaikan Camat Kebakkramat, Bakdo Harsono. Bakdo menerima laporan kondisi satu dari tiga rumah warga yang berada di tepi aliran Sungai Grompol itu semakin mengkhawatirkan. Salah satu penyebabnya adalah tingginya intensitas hujan di Kabupaten Karanganyar.

Baca juga: Pemilik Belum Mahir Nyetir, 15 Mobil Warga Kampung Miliarder Tuban Masuk Bengkel

"Kali terakhir dapat laporan kondisi tiga rumah itu dua pekan lalu. Keadaan semakin parah. Tiga rumah itu kan sudah mepet betul dengan bibir sungai. Tanah pinggir sungai yang tergerus itu semakin banyak. Pemerintah desa sudah berupaya koordinasi dengan kabupaten maupun pihak berwenang. Sudah dijanjikan ditangani tetapi belum tahu kepastiannya," tutur Bakdo.

Dia menyampaikan warga tersebut tinggal di tanah hak milik sehingga mereka tidak melanggar aturan berada di lokasi tersebut. Bakdo menjelaskan tanah pekarangan warga tergerus aliran sungai. Saat ditanya relokasi, Bakdo mengatakan solusi tersebut tidak pernah ada di dalam rencana.

"Belum ada [obrolan itu]. Lagipula kalau relokasi butuh dana dan tanah baru. Siapa yang mau memberi ganti rugi. Warga kan tidak mungkin merelakan tanah miliknya hilang begitu saja," tutur dia.

Hingga Dasar Sungai

Terpisah, Kasi Kesiapsiagaan BPBD Karanganyar, Hartoko, BPBD Kabupaten Karanganyar sudah mengecek lokasi yang dimaksud.

Bahkan, mereka sudah membuat laporan dan ditandatangani Sekretaris Daerah (Sekda) Karanganyar selaku Kepala BPBD Kabupaten Karanganyar. Hartoko membenarkan bahwa kondisi satu rumah berada di atas sungai atau menggantung. Rumah bagian belakang hanya bergantung pada tiang penyangga yang dibuat hingga dasar sungai.

"Kami sudah lapor ke BBWSBS. Itu menguatkan surat dari desa. Dulu sudah ditinjau BBWSBS. Realisasi seperti apa tergantung BBWSBS. Kondisinya kan terjadi penggerusan terus menerus," ujar Hartoko.

Baca juga: Petani Nyicil Ayem, Asuransi Tani Kover 20.000 Ha Sawah Puso di Jateng

Selain mengusulkan penanganan kasus di Desa Kaliwuluh, BPBD Kabupaten Karanganyar juga mengusulkan penanganan terhadap warga yang tinggal di bantaran Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Dukuh Daleman, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten.

Waktu itu, lanjut Hartoko, BPBD mengusulkan agar sisi timur Sungai Bengawan Solo, tepatnya yang berada di permukiman warga di Desa Ngringo, juga dipasang tanggul parapet seperti sisi barat Sungai Bengawan Solo.

"Yang di Dukuh Daleman itu dulu juga kami usulkan saat rapat bersama BBWSBS. Waktu masih pengerjaan parapet di sisi barat, Kota Solo. Kalau yang dikerjakan hanya yang sisi barat kan dampaknya ke sisi timur. Kami menunggu realisasi," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya