SOLOPOS.COM - Lokasi penembakan Pos Polisi Singosaren (Daniel Ari Purnomo/JIBI/SOLOPOS)

Korban penganiayaan yang dilakukan Densus 88, Wiji, terbaring lemah di rumahnya, beberapa waktu lalu (Bony Eko Wicaksono/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Peristiwa penganiayaan yang dilakukan Densus 88 Antiteror terhadap mertua terduga teroris, Bayu Setiono, Wiji, 65, beberapa waktu lalu menjadi perhatian khusus Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Kajadian itu akan didalami.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Komisioner Kompolnas, Edi S Hasibuan, kepada wartawan menuturkan pihaknya belum melihat adanya pelanggaran HAM dalam peristiwa itu. Oleh karenanya, pihaknya akan mendalami kejadian itu agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Edi melanjutkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror.

“Apabila ditemukan hal-hal yang tidak sesuai prosedur dalam proses penangkapan terduga teroris Bayu, kami akan merekomendasikan kepada Kapolri untuk menindak tegas anggota yang telah melakukan kesalahan,” terang Edi saat ditemui wartawan di Mapolresta Solo, Rabu (5/9/2012).

Seperti diberitakan, Wiji, ikut dipukuli Densus 88 ketika menangkap Bayu di rumahnya di Tempel, Gondangrejo, Karanganyar, Kamis (30/8/2012) lalu. Wiji mengalami luka-luka di bagian kepala. Beberapa giginya rontok akibat dipukul oknum Densus 88.

Kompolnas dijadwalkan akan meninjau tempat kejadian perkara (TKP) aksi teror di Solo, hari ini. Kompolnas yang terdiri dari dua orang tiba di Mapolresta pukul 09.15 WIB. Mereka adalah Edi S Hasibuan dan Hamidah Abdurrahman. Kepada wartawan Hamidah menyampaikan rencananya ia dan Edi akan meninjau langsung Pospol Singosaren tempat kejadian penembakan polisi yang mengakibatkan Bripka Dwi Data Subekti tewas.

Peninjuan langsung dilaksanakan untuk mengetahui prosedur yang diterapkan polisi dalam mengamankan suatu tempat. Pihaknya akan menelusuri apakah polisi yang menjaga dilengkapi senjata atau tidak. Kompolnas menyayangkan jika benar petugas yang menjaga di Pospol itu tidak dilengkapi senjata.

“Kami juga akan melihat upaya atau strategi yang diterapkan jajaran Polresta Solo untuk mengantisipasi segala kemungkinan,” ulas Hamidah. Edi menyambung, akan berkoordinsi dengan Kapolresta dan Densus 88 Antiteror untuk mengevaluasi kinerja mereka. Selanjutnya hasil pantauan, koordinasi dan evaluasi akan dijadikan rekomendasi. Rekomendasi itu akan disampaikan pucuk pimpinan tertinggi Polri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya