SOLOPOS.COM - Polisi memapah seorang warga lanjut usia saat melakukan evakuasi terhadap warga di sekitar rumah terduga teroris di Jl Halilintar, Kentingan, Jebres, Solo, Sabtu (22/9/2012). Evakuasi dilakukan karena di rumah itu polisi menemukan bahan peledak yang sulit dijinakkan sehingga akhirnya harus diledakkan di tempat. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Polisi memapah seorang warga lanjut usia saat melakukan evakuasi terhadap warga di sekitar rumah terduga teroris di Jl Halilintar, Kentingan, Jebres, Solo, Sabtu (22/9/2012). Evakuasi dilakukan karena di rumah itu polisi menemukan bahan peledak yang sulit dijinakkan sehingga akhirnya harus diledakkan di tempat. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO – Maimin H, 60, terlihat begitu shock. Wajahnya terus tertunduk. Badannya gemetar dan harus dipapah ketika dipaksa meninggalkan rumah saat tim Densus 88 melakukan penggeledahan dan pemeriksaan.

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

Beberapa kali tetangga yang berada disampingnya, berusaha menenangkannya. Dengan hanya berbalut pakaian daster berwarna merah, Maimin, begitu sapaan akrabnya kemudian duduk di kursi rumah Sadiyem yang terletak tidak jauh dari rumahnya. “Jangan diwawancarai. Kasihan Bu Maimin shock berat,” ujar salah satu tetangga kepada wartawan saat mencoba mendekati Maimin.

Penyerbuan tim Densus 88 Mabes Polri di kediamannya membuat ibu terduga teroris Barkah Nawasaputra alias Wawa sangat terguncang. Bukan karena anak bungsunya, Wawa ditangkap lantaran diduga terlibat jaringan teroris oleh tim Densus 88. Yang sangat membuatnya terguncang adalah aksi penggrebekan yang dilakukan tim Densus 88 tersebut.“Bukan karena dia (Wawa) dibawa petugas, tetapi karena tadi sempat ditodong pakai pistol dan pintu rumah didobrak hingga rusak,” tutur Hesti, kakak pelaku.

Hesti mengatakan setidaknya ada empat kamar yang didobrak oleh aparat. Saat itu petugas juga meminta seluruh orang yang berada di dalam rumah tiarap. Kala itu, di dalam rumah terdapat Wawa dan Tri R istri Barkah, warga Cemani, Grogol, Sukoharjo beserta anaknya yang baru berusia satu bulan. Selain itu ada juga anak kos yang juga memiliki anak bayi. “Pintu masuk langsung didobrak sampai rusak. Apalagi ditodong pistol, sampai ibu syok. Lalu petugas membawa Wawa. Setengah jam kemudian Tri dan anaknya,” ujar Hesti.

Selama ini, Hesti mengaku tidak pernah berkomunikasi meski tinggal satu rumah dengan Wawa. Termasuk mengenai kepribadian adiknya tersebut, dia tidak tahu pasti. Dia bahkan kerap berselisih paham dengan Wawa. Menurutnya perbedaan prinsiplah yang membuat dirinya jauh dan tidak pernah berkomunikasi dengan Wawa. “Saya cuek. Saya sudah lama tidak komunikasi. Terakhir tegur sapa dua bulan lalu. Ya karena prinsipnya sudah beda,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya