SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SLEMAN — Keberadaan HS, mahasiswa Fakultas Teknik UGM yang diduga telah memperkosa telah mahasiswi Fisipol hingga kini tak diketahui keberadaannya. Rekannya khawatir, HS memilih jalan pintas terkait kasus yang kini menderanya.

HS ternyata pernah tinggal di di Asrama Mahasiswa Merapi Singgalang, Jl Magelang, Tegalrejo, Kota Jogja, pada 2014 hingga 2015. Rekan HS yang sama-sama masuk asrama pada 2014 Furqan Abdul Rais, 21 mengungkapkan kekhawatirannya tentang mahasiswa asal Sumatra Barat itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dia berharap masyarakat lebih bijak dalam menyaring informasi terkait dengan pribadi dan keluarga HS yang belakangan ini viral di media sosial. “Saya melihat banyak informasi mengenai HS dan keluarganya di media sosial, bahkan hingga informasi dia mau daftar kerja di mana, saya lihatnya juga kasihan. Saya takut ia mengakhiri hidupnya,” ucapnya di Asrama Mahasiswa Merapi Singgalang, Selasa (13/11/2018).

Pada tahun pertama tinggal di asrama, HS pernah mendapat penghargaan sebagai mahasiswa baru terbaik di Asrama Mahasiswa Merapi Singgalang. “Di asrama ini setiap tahun ada penghargaan warga terbaik dan warga baru terbaik, pada 2014, dia yang terpilih jadi warga baru terbaik,” kata Furqan.

Furqan menceritakan pada saat tinggal di asrama, HS dikenal sebagai orang yang baik. Bahkan HS dikenal taat karena sering mengajak teman-temannya salat ke masjid.

“Waktu di sini dia tinggal di kamar nomor tiga. Dia suka mengajak kami satu angkatan ke masjid di sebelah asrama untuk salat. Ini bukan melebih-lebihkan,” ujarnya.

Namun, HS hanya tinggal satu tahun di Asrama Mahasiswa Merapi Singgalang tersebut. Pada 2015 ia memilih tinggal di indekos. “Katanya ingin fokus kuliah, kami ikut bantu angkat barang-barangnya [saat pindah ke indekos],” kata Furqan.

Terkait kasus pemerkosaan yang diduga dilakukan HS, Furqan mengaku pernah mendengar kabar tersebut pada 2017, namun ia tidak pernah mendengar HS bercerita langsung soal kasus yang dialaminya. “Tanggapan saya dan teman-teman satu asrama terhadap HS, jujur kami kecewa, kalau HS salah dihukum saja,” ucapnya.

Furqan juga menyampaikan harapannya terkait dengan penyelesaian kasus ini. “Yang pertama, buat HS, tetap tabah dan sabar menjalani, apapun yang terjadi apapun kesalahannya silakan diterima itu konsekuensi dari setiap tindakan. Karena waktu di asrama pun diajarkan satu kesalahan, satu konsekuensi,” ujarnya.

Kedua, ia berharap untuk otoritas UGM bijak dalam menyelesaikan kasus ini. “Harapan untuk UGM, tolong berikan bantuan psikologis, hukum, atau jalan keluarnya kayak gimana walaupun dia itu seorang pelaku harus tetap dilindungi,” ujar Furqan.

Furqan juga berharap masyarakat lebih bijak dalam menyikapi masalah ini. “Mari kita sama-sama mengawal kasus ini, namun jangan sampai melebar ke hal-hal lain,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya