SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> — Pedagang kaki lima (PKL) <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180706/489/926284/asyik-cfd-solo-kembali-digelar-8-juli-2018" title="Asyik, CFD Solo Kembali Digelar 8 Juli 2018"><em>car free day</em> </a>(CFD) Jl. Slamet Riyadi ruas Gladak sampai timur Nonongan berebut lokasi. Hal ini lantaran lokasi yang biasa mereka tempati saat CFD tengah ada proyek pembangunan drainase dan taman citywalk.</p><p>Berdasarkan pantauan <em>Solopos.com</em>, PKL nekat membuka lapak di lokasi proyek drainase sementara sebagian PKL lain memilih memindahkan lapak ke sisi utara Jl. Slamet Riyadi. Padahal lokasi tersebut mestinya tidak boleh untuk berjualan, melainkan untuk aktivitas CFD.</p><p>Seorang pedagang leker, Ratno, mengatakan para pedagang saling berebut lokasi agar tetap bisa berjualan saat CFD. Dia bahkan rela datang oukul 05.00 WIB hanya untuk mendapatkan lokasi jualan. Sejak proyek pembangunan drainase dan taman selatan citywalk dikerjakan dua pekan ini, dia terpaksa pindah lokasi.</p><p>&ldquo;Semula jualan di dekat BCA Gladak. Tapi karena tempatnya tidak bisa buat jualan saya pindah ke sini [100 meter ke arah barat atau dekat toko kembang],&rdquo; kata dia ketika dijumpai <em>Solopos.com</em>.</p><p>Di lokasi sekarang pun Ratno terpaksa menempatkan lapak dagangannya di atas proyek drainase yang masih dikerjakan. Material proyek di lokasi tak menjadi soal. &ldquo;Ya begini ini tidak apa-apa. Yang penting masih bisa jualan,&rdquo; katanya.</p><p>Menurut Ratno, tak sedikit pedagang yang akhirnya memilih jualan di sisi utara Jl. Slamet Riyadi. Padahal mestinya kawasan itu area larangan bagi para PKL. Lokasi tersebut hanya diperuntukkan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180409/489/909001/cfd-solo-1.053-pkl-berjualan-tiap-minggu-di-jl.-slamet-riyadi-" title="CFD Solo: 1.053 PKL Berjualan Tiap Minggu di Jl. Slamet Riyadi">aktivitas CFD</a>, bukan untuk lapak jualan.</p><p>Pedagang pakaian, Suratmi, mengaku terpaksa menggelar lapak di sisi utara Jl. Slamet Riyadi. Hal ini lantaran lokasi yang bisa digunakan untuk berjualan tengah ada pengerjaan proyek citywalk.</p><p>&ldquo;Jadi mau tidak mau saya pindah ke sini. Kalau jualan di lokasi biasanya banyak debu karena pavingnya sudah dibongkari semua,&rdquo; katanya.</p><p>Sejauh ini, dia mengatakan belum ada penertiban oleh aparat Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terkait aktivitasnya menggelar lapak di sisi utara jalan utama Kota Solo itu. Dia hanya berharap Pemkot memberikan dispensasi bagi para pedagang lantaran lokasinya terdampak proyek citywalk.</p><p>&ldquo;Kami mohon lah jangan ditertibkan. Kalau ditertibkan, kami harus pindah ke mana lagi. Lokasi lainnya kan sudah penuh semua,&rdquo; katanya.</p><p>Kepala Bidang (Kabid) PKL Dinas Perdagangan (Disdag) Solo Didik Anggono mengatakan sebelumnya telah mengumpulkan perwakilan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180701/489/925388/cfd-solo-libur-pkl-nekat-berjualan" title="CFD Solo Libur, PKL Nekat Berjualan">PKL CFD</a> terkait dengan pengerjaan proyek pembangunan drainase dan taman <em>citywalk</em> penggalan Gladak hingga timur Nonongan.</p><p>Dalam pertemuan itu, dia menyampaikan dengan dimulainya pengerjaan proyek citywalk PKL diminta menyesuaikan diri. Artinya mereka dipersilakan pindah ke lokasi lain tetapi tidak di sisi utara Jl. Slamet Riyadi.</p><p>&ldquo;Kalau mereka ada yang nekat jualan di sisi utara ya akan kami tertibkan. Karena lokasi PKL sudah jelas ada di citywalk dan tidak di utara jalan,&rdquo; katanya.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya