SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bantul (Solopos.com)–Suasana duka menyelimuti sebuah rumah sederhana di Dusun Tulasan, Mulyodadi, Bambanglipuro, Kamis (29/9) siang. Dengan kedua mata sembab, si pemilik rumah, Sardiyono, 30, tetap ramah menyalami pelayat yang masih berdatangan meski prosesi pemakaman anak semata wayangnya, Bryan Firman Adam, 3, telah usai.

“Pemakamannya tadi sekitar pukul 10.00 WIB di tempat pemakaman umum (TPU) sebelah rumah,” kata Sardi,pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang kebun honorer di SD Tulasan itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dengan terbata-bata, Sardi menjelaskan, Bryan menjalani perawatan intensif selama sembilan hari di RSUP Dr Sardjito Jogja karena luka bakar serius dari perut hingga kedua kakinya. Pasalnya, pada Selasa (20/9) silam, Bryan tercebur dalam wajan besar berisi sop panas di rumah ibu mertua Sardi di Saman, Sewon, Bantul.

Waktu itu, lanjut Sardi, istrinya yang bernama Denok, 28, sedang sibuk menyiapkan pesta pernikahan adiknya yang akan dihelat pada Kamis (22/9). Sementara Denok dan keluarga besarnya sedang sibuk memasak, Bryan dibebaskan bermain di sekitar dapur bersama seorang bocah lain yang usianya sepantaran.

Diduga asyik berebut mainan dengan temannya, Bryan tidak menyadari kalau di dekatnya ada wajan besar berisi sop mendidih. “Katanya saat itu Bryan jalannya mundur, jadi tidak melihat di belakangnya ada wajan. Tidak ada saksi yang melihat secara pasti,” ujar Sardi.

Setelah mendengar Bryan menangis keras, keluarganya langsung berdatangan dan lekas mengangkat balita itu dari wajan. Saat itu juga, Bryan langsung dilarikan ke RSUP Dr Sardjito Jogja. “Waktu itu saya masih kerja. Saya dikabari kalau Bryan hanya rewel saja,” kenang Sardi.

Setelah melewati masa kritis selama menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito Jogja, kondisi Bryan lambat laun membaik. Beberapa luka bakarnya yang semula melepuh mulai mengering. Harapan bahwa Bryan akan segera sembuh seperti sedia kala pun membuncah di hati Sardi dan istrinya.

Namun, Rabu (28/9) petang, Sardi mendapat kabar bahwa anaknya mengalami muntah darah. Dengan diantar Suwahyono, Kepala SD Tulasan, Sardi beserta istrinya bergegas menuju ke RSUP Dr Sardjito. Baru menempuh perjalanan sekitar 1 km dari rumahnya, Sardi kembali mendapat kabar bahwa anaknya sudah meninggal.

“Terpukul sekali rasanya. Sebab, hari-hari sebelumnya, kondisi Bryan sudah mengalami peningkatan,” ucap Sardi. Meski demikian, Sardi akhirnya bisa menerima bahwa keputusan Tuhan tidak dapat dilawan. Sementara Sardi mulai tabah, istrinya masih mengalami syok berat.

Sepanjang prosesi pemakaman, ibu muda yang rela berhenti jadi karyawati di sebuah pabrik sejak dikaruniai anak pertama itu hanya mengurun diri di dalam rumah dengan didampingi sejumlah sanak kerabatnya.

(JIBI/Harjo/lis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya