SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, saat diwawancara Espos di kantornya, Jumat (9/12/2022). Ia mengatakan orang yang merokok, jual-beli, dan mengiklankan rokok di Kawasan Tanpa Rokok (KTR) akan mendapatkan sanksi. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali hingga Jumat (27/1/2023) mencatat ada 52 kasus demam berdarah dengue atau DBD di wilayah kabupaten tersebut. Dari jumlah kasus itu, dua orang di antaranya meninggal dunia.

Berdasarkan data Dinkes Boyolali, 52 kasus DBD itu tersebar di 13 dari total 25 wilayah puskemas dengan jumlah kasus terbanyak ada di wilayah Puskemas Karanggede. Puskesmas Karanggede mencatat ada 11 kasus DBD pada Januari ini.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Namun tidak ada kasus meninggal dunia di wilayah tersebut. Jumlah kasus DBD terbanyak berikutnya yaitu di wilayah Puskesmas Andong dengan tujuh kasus dan satu orang meninggal dunia.

Selanjutnya dari Puskesmas Boyolali I (5 kasus dan 1 meninggal dunia), serta Puskemas Juwangi yang mencatat lima kasus DBD tanpa korban meninggal dunia. Berikut data lengkap persebaran kasus DBD di 25 Puskemas Kabupaten Boyolali:

  • Puskemas Selo: 0 kasus
  • Puskesmas Ampel: 1 kasus
  • Puskesmas Musuk: 0 kasus
  • Puskesmas Boyolali I: 5 kasus dan 1 meninggal
  • Puskesmas Boyolali II: 1 kasus
  • Puskesmas Mojosongo: 2 kasus
  • Puskesmas Teras: 3 kasus
  • Puskesmas Sawit: 2 kasus
  • Puskesmas Banyudono I: 0 kasus
  • Puskesmas Banyudono II: 0 kasus
  • Puskesmas Sambi: 0 kasus
  • Puskesmas Ngemplak: 3 kasus
  • Puskesmas Nogosari: 3 kasus
  • Puskesmas Simo: 2 kasus
  • Puskesmas Karanggede: 11 kasus
  • Puskesmas Klego I: 0 kasus
  • Puskesmas Klego II: 0 kasus.
  • Puskesmas Andong: 7 kasus dan 1 meninggal dunia
  • Puskesmas Kemusu: 4 kasus
  • Puskesmas Wonosegoro: 0 kasus
  • Puskesmas Gladagsari: 0 kasus
  • Puskesmas Tamansari: 0 kasus
  • Puskesmas Wonosamodro: 2 kasus
  • Puskesmas Juwangi: 5 kasus
  • Puskesmas Cepogo: 1 kasus

Sebelumnya, Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, mengungkapkan tingginya jumlah kasus DBD pada Januari 2023 ini karena musim hujan dan kemudian panas bergantian siang malam. “Justru nyamuk berkembang luar biasa di saat seperti ini,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (24/1/2023).

Ia meminta masyarakat Boyolali untuk waspada dengan selalu menjaga kebersihan dan selalu mengecek tempat penampungan air secara berkala karena dikhawatirkan terdapat jentik-jentik nyamuk DBD. Warga juga dipersilakan untuk memberantas nyamuk dengan Abate.

Selain penggunaan Abate, ia juga menganjurkan masyarakat menaruh ikan pemakan jentik-jentik nyamuk. Puji menyebut angka bebas jentik (ABJ) Boyolali saat 89 persen, masih di bawah target 95 persen.

Sedangkan mengenai fogging, Puji mengakui saat permintaan fogging semakin banyak. Namun, ia mengingatkan fogging bukanlah cara utama untuk menurunkan kasus DBD di Boyolali.

“Itu boleh di-fogging fokus karena berdasarkan dari hasil PE [penyelidikan epidemiologi]. Karena kami jika kami memberikan fogging tapi tidak sesuai juga rugi, nyamuk bisa jadi kebal. Kalau kebal ya rugi ta, mau disemprot seperti apa ya percuma,” ujar dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya