SOLOPOS.COM - Masjid Agung Baitunnur Pati (Instagram/@masjidinfo.id)

Solopos.com, SRAGEN — Kabupaten Pati, Jawa Tengah, ternyata menjadi wilayah yang memiliki jumlah kiai terbanyak. Jumlahnya bahkan jauh lebih banyak dari kiai yang berada di Kabupaten Demak dan Kudus yang dikenal sebagai kota santri.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng yang diakses di laman Jateng.bps.go.id, Kamis (12/5/2022), wilayah dengan pemuka agama Islam terbanyak adalah Kabupaten Pati.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan data BPS Jateng per 2021, ada 770 kiai, ustaz, dan pemuka agama Islam di Pati. Angka itu sangat jauh jika dibandingkan dengan jumlah pemuka agama di Kabupaten Demak dan Kabupaten Kudus yang dikenal sangat kental dengan Islam.

Tercatat ada 133 pemuka agama di Kabupaten Demak dan 108 pemuka agama di Kabupaten Kudus. Wilayah di Jateng dengan jumlah kiai dan ustaz paling sedikit adalah Kota Magelang yang hanya di angka delapan.

Namun demikian, jumlah tersebut merupakan data resmi BPS Jateng yang bersumber dari data Kementerian Agama (Kemenag). Dimungkinkan masih banyak pemuka agama Islam di Jawa Tengah yang luput dari pendataan.

Baca juga: Kisah Juru Kunci Makam Bupati Pertama Wonogiri yang Kini Tak Digaji

Wisata Religi Pati

Kabupaten Pati yang dikenal dengan julukan Hogwarts van Java dan kental dengan nuansa sakral ini ternyata memiliki sejumlah destinasi wisata religi.

Mulai dari makam Syakh Jangkung di Desa Londoh, Kecamatan Kayen, yang hampir setiap hari didatangi peziarah. Konon, Syekh Jangkung adalah tokoh spiritual yang ikut andil menyebarkan Islam di Pati.

Selanjutnya ada Masjid Agung Pati yang didesain unik. Dilansir dari laman Patikab.go.id, keunikan Masjid Agung Pati di antaranya yaitu kombinasi apik antara marmer putih pada lantai dan dinding bagian depan yang terpadu dengan ornamen kayu yang berwarna coklat.

Baca juga: Bukan Demak atau Kudus, Ini Daerah dengan Kiai Terbanyak di Jateng

Pati juga menyimpan peninggalan kejayaan Majapahit berupa pintu gerbang yang berada di DesaMuktiharjo, Kecamatan Margorejo. Menurut legenda yang berkembang, pintu ini awalnya diambil alih oleh Raden Bambang Kebonyabrang sebagai syarat agar diakui sebagai anak Sunan Muria.

Sunan memerintahkan Kebonyabrang mengambil pintu gerbang Majapahit untuk menguji kesaktiannya. Pintu itu nantinya digunakan sebagai gerbang bagi masjid di Gunung Muria. Kebonyabrang berhasil mengambil pintu gerbang namun hanya mampu membawanya hingga Desa Muktiharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya