SOLOPOS.COM - Seorang warga Dukuh Mbangan, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menunjukkan perlengkapan yang dia siapkan dalam satu tas jika sewaktu-waktu harus mengungsi, Minggu (10/1/2021). (Solopos.com-Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Warga di kawasan rawan bencana atau KRB III erupsi Gunung Merapi di Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah memilih tidak mengungsi di tempat evakuasi sementara (TES). Meski demikian, mereka menerapkan konsep evakuasi sesuai paseduluran keluwarga di tengah pandemi Covid-19.

Warga membuat konsep paseduluran keluarga. Konsep itu muncul sejak beberapa waktu terakhir ada peningkatan aktivitas vulkanik Merapi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tokoh masyarakat Desa Sidorejo, Sukiman, mengatakan sesuai rencana kontijensi, ketika status Merapi berada pada level siaga, kelompok rentan mulai bergeser atau dievakuasi. Namun, seiring perkembangannya peningkatan status aktivitas Merapi dari waspada ke siaga pada 5 November 2020 masih berada pada kondisi pandemi Covid-19.

Ramalan Bintang 2021: Apakah Zodiakmu Beruntung?

Terlebih lagi, kasus Covid-19 belakangan ini terus meningkat. Kondisi itu membikin warga termasuk kelompok rentan memilih belum mengungsi ke TES yang sudah disiapkan di GOR Kalimosodo, Desa Sidorejo.

Pilihan warga bertahan di rumah masing-masing salah satunya lantaran khawatir justru warga semakin rentan dengan persebaran Covid-19 ketika di TES. "Pasti konsekuensinya bagi warga kami yang tidak mengungsi ke TES, hak-hak mereka sebagai pengungsi tidak dapat. Tetapi, kami memilih tidak mendapatkan tetapi selamat. Dari pada kami dapat tetapi bahaya terkena Covid-19," jelas Sukiman saat ditemui wartawan di rumahnya, Minggu (10/1/2021).

Meski tak mengungsi, warga tak abai dengan aktivitas Merapi yang terus meningkat. Intensitas ronda memantau aktivitasi Merapi ditingkatkan serta saban waktu memperbarui informasi aktivitas Merapi dari BPPTKG.

Waspada! Kata Astrologi Barat Ada 5 Zodiak Penggoda

Selain itu, aktivitas warga di seputaran Merapi semakin dibatasi agar tak berada di daerah rawan seperti radius 5 km dari puncak Merapi dan lereng-lereng sungai. Warga juga mulai mengatur tempat tidur di rumah masing-masing.

Belakangan hari ini, mereka tak tidur di kamar. Tempat tidur mereka pindah ke bagian depan rumah seperti ruang tamu. Hal itu dilakukan warga bertujuan agar lebih mudah dan cepat ketika sewaktu-waktu mengungsi.

Surat berharga hingga pakaian juga mereka tata dalam tas dan ditempatkan pada bagian depan rumah. Persiapan lain, yakni menjalankan konsep paseduluran keluarga. Konsep itu yakni menyiapkan tempat mengungsi warga terutama kelompok rentan di rumah keluarga atau saudara masing-masing yang berada di daerah aman dari erupsi.

MUI Jateng Minta Kiai Diprioritaskan Vaksinasi Covid-19

"Jadi warga mencari jodoh sendiri-sendiri. Selain untuk manusianya, juga dikoordinasikan terkait kelompok ternak," kata Sukiman.

Sukiman mencontohkan seperti di kampungnya RT 027, Dukuh Mbangan ada 24 keluarga yang tinggal di wilayah masuk KRB III. Mereka sudah mulai berkomunikasi dengan keluarga masing-masing yang tinggal di daerah aman dari radius potensi bahaya erupsi.

Ada yang memilih menyiapkan lokasi pengungsian sementara di rumah anak, besan, hingga teman dekat yang jauh dari puncak Merapi. "Tetapi ada keluarga yang belum mendapatkan jodoh. Ada pula yang memilih berada di TES ketika mereka mengungsi," ungkap dia.

Bikin Video Tiktok Injak Rapor, 5 Siswa Terancam Drop Out

Sukiman menjelaskan sebagian warga terutama kelompok rentan sudah mulai mengungsi ke rumah saudara masing-masing alias menjalankan paseduluran keluarga. Di kampungnya setidaknya ada tiga orang terdiri atas warga lansia serta ibu dan bayinya.

Mengungsi Hingga Pagi

Mereka mengungsi saat malam serta kembali lagi ke rumah masing-masing saat pagi. "Tetapi belum setiap hari. Kalau merasa tidak nyaman, kelompok rentan turun ke rumah saudara. Di rumah mereka sudah disiapkan angkutan sewaktu-waktu harus mengungsi," tutur dia.

Lebih lanjut, Sukiman mengakui pemerintah sudah meminta warga terutama kelompok rentan untuk mengungsi ke TES. Sukiman juga menjelaskan pilihan warga belum mengungsi ke TES tak berarti warga ngeyel. Selain merasa masih nyaman, pilihan warga sementara waktu bertahan di rumah masing-masing lantaran tak ingin justru rawan terhadap persebaran Covid-19.

Tak Pernah Ingkari Janji, Ini Zodiak Setia Menurut Astrologi Barat

Salah satu warga Dukuh Mbangan, Siswanti, 24, mengatakan selama ini masih beraktivitas seperti biasa mencari pakan ternak di sekitaran kampungnya. Selama beraktivitas tersebut, Siswanti belakangan memilih menitipkan anaknya yang berumur empat bulan dan tujuh tahun ke kerabatnya di Mbangan.

Hal itu dia lakukan agar anaknya tetap aman ketika sewaktu Merapi bergejolak dan warga harus segera mengungsi. Siswanti juga menuturkan sudah memiliki tempat mengungsi sementara di rumah kerabatnya yang berada di Desa Kemalang. Lokasi tersebut lebih jauh ketimbang TES. Siswanti juga menjelaskan sudah mulai mengungsi ke tempat saudara ketika malam.

"Tidak setiap hari. Sudah dua kali ini mengungsi. Di depan rumah sudah disiapkan mobil untuk mengungsi," tutur dia.

Gisel Tersangka, Ini Catatan Kritis Institute of Criminal Justice Reform...



Siswanti menuturkan kerap mendengar suara gemuruh ketika Merapi bergejolak. Ihwal guguran lava pijar, dia mengaku selama ini tak terlihat jelas dari lantaran arah luncuran condong ke barat. Sementara, wilayah Sidorejo berada di sisi selatan Merapi.

“Selama ini kalau ada gemuruh, keluar rumah melihat kondisi Merapi. Kalau arah material tidak ke sini atau tidak ada hujan abu yang turun di rumah, berarti masih aman,” jelas dia.

Sebagai informasi, di Sidorejo ada tiga dukuh yang masuk KRB III terdiri dari Dukuh Deles, Mbangan, serta Petung. Selain Sidorejo, KRB III tersebar di desa lainnya yakni Desa Balerante dan Tegalmulyo. Berbeda dengan Sidorejo, kelompok rentan dari KRB III Desa Tegalmulyo dan Balerante sudah mulai mengungsi ke TES di desa masing-masing sejak status Merapi berada pada level siaga.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya