SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi. Para pekerja Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah (JBT) tengah diambil plasma darah untuk terapi convalescent pasien Covid-19 di Kantor PMI Kota Semarang, Sabtu (16/1/2021).(Istimewa-Pertamina JBT)

Solopos.com, WASHINGTON -- Penggunaan terapi plasma konvalesen untuk penyembuhan pasien Covid-19 begitu diminati di Indonesia. Sebagian besar pasien Covid-19 dengan tingkat keparahan tertentu sembuh setelah menjalani terapi ini. Namun tidak halnya dengan di Amerika Serikat (AS).

Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) pada Selasa (2/3/2021) waktu setempat telah menghentikan uji coba plasma darah konvalesen dalam pengobatan pasien COVID-19 bergejala ringan hingga sedang. Ini lantaran sepertinya terapi tersebut tidak memberikan khasiat pada kelompok ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

NIH menyebutkan bahwa keputusan itu berdasarkan pada temuan dewan pemantau data independen.

Baca juga: RS Kota Solo Keluhkan Minimnya Penyintas Covid-19 Yang Mau Jadi Pendonor Plasma Konvalesen

Langkah NIH dilakukan kurang dari dua bulan setelah uji coba internasional plasma konvalesen dihentikan lantaran tidak adanya khasiat yang ditemukan. Riset lainnya yang dilakukan di India dan Argentina juga tidak mendapati manfaat yang jelas bagi pasien Covid-19 parah.

Uji coba di AS mendaftarkan 511 dari 900 partisipan, baik yang diberikan plasma darah dari pasien sembuh Covid-19 atau maupun plasebo.

Analisis baru-baru ini mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan signifikan dalam proporsi pasien yang membutuhkan pengobatan darurat, harus dirawat di rumah sakit atau meninggal dalam waktu 15 hari usai memasuki uji coba, kata NIH.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya