Solopos.com, SOLO — Penyakit stroke adalah kumpulan gejala yang berupa Defisit Neurologis, yaitu kelainan fungsional area tubuh karena penurunan fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot dan terjadi dalam waktu secara dadakan dan menetap dalam waktu 24 jam.
Perlu diketahui stroke terdiri dua jenis, yaitu stroke sumbatan dan stroke perdarahan. Untuk stroke sumbatan memiliki penanganan yang tidak boleh lewat dari 4 jam. Jika penanganan melewati dari 4 jam maka akan mengalami pemulihan yang cukup sulit. Dan harus segera di bawa ke rumah sakit dan di tangani oleh dokter spesialis saraf.
Saat ini beredar informasi mengenai terapi cuci otak atau brain wash sebagai salah satu pengobatan stroke yang ampuh. Apakah informasi ini benar atau hanya hoax. Berikut penjelasan dr Baarid Luqman, spesialis saraf RS JIH Solo yang tertulis di website rs-jih.co.id.
Baca juga: 5 Bahan Rumahan Ini Bisa Percepat Penyembuhan Anosmia, Coba Yuk!
dr. Baarid Luqman menjelaskan bahwa jika ada penanganan yang di lakukan dengan cuci otak dengan cara di suntikan obat pelancar pendarahan langsung ke otak itu bisa menimbulkan kesembuhan bagi penderita stroke. Namun hingga saat ini masih belum ada bukti ilmiah bahwa terapi tersebut bisa menyembuhkan stroke.
“Mungkin akhir-akhir ini banyak beredar terapi cuci otak. Awalnya mungkin ada istilah DSA (Digital Subtraction Angiography) prosedur diagnostic agar lebih tau penyakitnya seperti apa dan bukan sebagai obat.” kata dr. Baarid Luqman.
Baca juga: Cukup 30 Menit per Hari, Ini Segudang Manfaat Melakukan Aktivitas Fisik
Banyak yang beranggapan bahwa stroke tidak dapat disembuhkan, Menurut Angga selaku ahli fisioterapi RS JIH Solo, dari beberapa pasien dan pengalamannya selama di rehab medik dapat beraktifitas lagi seperti orang pada umunya.
“Saya pernah menenami satu pasien yang sudah sembuh dan menyetir mobil. Jujur saya cukup deg-degan karena duduk di sampingnya,” ujarnya. Namun rasa deg-degan itu sirna karena pasien tersebut sudah bisa menyetir mobil dengan baik.
