SOLOPOS.COM - Dari kiri ke kanan: Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Ridwan Kamil. (detik.com)

Solopos.com, BANDUNG -- Tiga gubernur yakni Anies Baswedan (DKI Jakarta), Ganjar Pranowo (Jateng), dan Ridwan Kamil (Jabar) dinilai sebagai tokoh potensial yang akan maju menjadi capres di 2024. Di saat Anies dan Ganjar masih "menguji ombak", Ridwan Kamil sudah terang-terangan siap mencalonkan diri sebagai suksesor Joko Widodo (Jokowi).

"Saya sudah dua kali pilkada ya, di pilwalkot ada pengalaman, di pilgub ada pengalaman. Kalau nanti ada takdirnya, kita ikuti takdirnya dengan sebaik-baiknya," ucap Kang Emil, sapaannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu disampaikan Kang Emil dalam podcast Indonesia Rakyat Club di Seru Channel yang ditayangkan di YouTube Transvision Official pada Rabu (2/6/2021).

Dalam podcast tersebut, Kang Emil langsung ditanya terkait rencananya pada Pilpres 2024. Termasuk soal isu dijodohkan dengan Anies Baswedan. Berbicara mengenai pilpres, Emil menuturkan ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yakni elektoral, modal, dan dukungan partai. Dari ketiga syarat itu, dia mengaku baru memiliki syarat elektoral.

Baca Juga: Muncul Usulan Duet Puan-Anies di Pilpres 2024, Mungkinkah Mulus?

"Nah, saya dan Mas Anies itu tidak punya partai pengusung, belum ya. Saya juga, apalagi belum punya modal. Jadi yang saya punya hanya elektoral. Oleh karena itu, saya melihat, karena saya belum punya bujet, belum punya tim, apalagi yang deklarasi-deklarasi. Saya melihat korelasi elektoral saya itu berbanding lurus dengan kinerja," ujarnya.

"Jadi kalau kinerja saya baik, kinerja saya bisa men-deliver janji kepada rakyat, saya mengasumsikan itu diapresiasi oleh media, oleh masyarakat dan pada elektoral di survei. Jadi artinya, karena modal saya hanya itu, maka saya fokus bekerja dengan baik, menyelesaikan tugas, visi-misi, sehingga kalau rakyat menyukai dan memberikan poin elektoral, ya alhamdulillah," tutur Emil menambahkan.

Bukan Matematika

Kang Emil juga menanggapi soal isu perjodohan dirinya dengan Anies Baswedan. Menurut dia, perjodohan dalam politik tak bisa dihitung secara matematika.

"Kalau dalam politik, saya belajar bahwa berpasangan itu tidak bisa diprediksi sejak awal. Karena politik itu bukan matematika. Apakah KH Ma'ruf Amin didukung bertahun-tahun sebelum pemilihan, kan tidak. Pak KH Ma'ruf Amin datang di akhir-akhir waktu. Sehingga perjodohan itu bukan matematika seperti yang kita asumsikan sekarang. Kedua, berjodoh dengan siapa pun dalam politik, kita belajar mencintai setelah akad nikah. Kira-kira begitu," ujar Emil.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Sebut Wali Kota Solo Gibran Role Model Agen Pancasila

"Siapa pun, kalau memang ada takdirnya, saya jalani, bisa dengan Mas Anies, bisa dengan yang lain siapa pun. Iya, dengan Mas Ganjar juga, kami sangat bersahabat karena sering tampil di forum-forum gubernur," kata Emil menegaskan.

Emil mengungkapkan hubungannya dengan dua nama di atas. Dengan Anies misalnya, dia sama-sama menjadi pengurus forum gubernur se-Indonesia, di mana Anies sebagai ketua dan Emil sebagai wakilnya.

Sementara itu, dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Emil mengaku punya irisan saat dia menjadi ketua umum daerah penghasil migas dan Ganjar menjadi dewan penasihat.

"Jadi banyak irisan-irisan kebersamaan. Jadi kalau ditanya, dua-duanya insyaallah cocok. Usianya satu generasi. Datang dari kepala daerah yang sama, inilah momentum takdir. Apakah satu, Allah memberi jalan. Dua, apakah Allah menjodohkan. Kalau dua itu terpenuhi, kita jalani," tuturnya.

Ini Komentar Ganjar Terkait Kemunculan Ganjarist

"Takdir itu datang kadang-kadang kita rencanakan, datang kadang-kadang tidak kita rencanakan. Tapi baik direncanakan atau tidak, kalau takdir itu baik, kita jalani, insyaallah," ucap Emil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya