SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Nadhiroh/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI—Pemerintah kabupaten (Pemkab) Wonogiri siap menawarkan industri tepung singkong modifikasi alias modified cassava flour (mokaf) ke investor tahun 2013.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal itu menyusul segera dilakukannya kajian pengembangan industri itu akhir tahun ini.
Kajian tersebut menyangkut analisis kelayakan bisnis, anasilis kelayakan manajemen/organisasi, analisis kelayakan pemasaran, termasuk analisis kembali modal atau break event point (BEP).

Kepala Kantor Penamanam Modal (KPM) Wonogiri, Stefanus Pranowo, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (9/9/2012) mengatakan studi kelayakan diharapkan rampung akhir tahun ini sehingga bisa ditawarkan pada investor 2013. Menurutnya sudah ada satu perusahaan yang tertarik mengembangkan bisnis itu di Wonogiri.

“Perusahaan yang baru ada satu, PT Aneka Agro Andalas. Lainnya yang lama sudah ada beberapa. Termasuk di Nambangan, Selogiri, sudah 17 tahun, tapi tepung singkong bisa, bukan mokaf,” jelas Pranowo.

Pengembangan Lahan

Studi kelayakan untuk pengembangan industri mokaf tersebut bakal didukung pengembangan singkong varietas unggul. Pranowo menjelaskan singkong gajah yang telah diuji coba Bupati Danar Rahmanto secara pribadi itu mampu menghasilkan singkong dengan produktivitas tinggi hingga 8-12 kilogram (kg)/batang. Berbeda dengan singkong rata-rata yang produktifitasnya hanya 2-3 kg/batang.

Berdasarkan data pemkab, produksi singkong di Wonogiri saat ini hanya 12,026 juta kuintal singkong, dengan rata-rata produktifitas 193,14 kuintal/hektar. Kepala Bidang (Kabid) Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Wonogiri, Dwi Sudarsono, mengakui minimnya produksi singkong akan jadi masalah utama pengembangan industri mokaf.

Namun, dia mengingatkan tahu 2013 pemkab akan mengembangkan 100 hektar lahan tanaman singkong di 25 kecamatan.  “Kalau itu terlaksana, Wonogiri bisa mendapatkan tambahan 10.000 ton singkong untuk satu kali masa panen selama delapan bulan,” ungkap Dwi, saat ditemui Solopos.com, di kantor KPM akhir pekan kemarin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya