SOLOPOS.COM - ram, Seturan, Selasa (28/1/2014). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Harianjogja.com, SLEMAN—Pembuangan sampah secara sembarangan sudah menjadi masalah yang tak kunjung selesai. Meski telah terdapat beberapa bank sampah yang diharapkan dapat membantu pelestarian lingkungan, masih saja ada warga yang tidak sadar untuk mengelola sampahnya dengan baik.

Mengenai kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan, Kepala KLH, Epiphana Kristiyani menyebut hal itu bukan hal yang mudah dihilangkan. “Coba saja sekarang di sepanjang jalan kalau ada lahan kosong, pasti langsung dijadikan tempat pembuangan sampah,” kata Epiphana Kristiyani saat ditemui di kantornya, Senin (27/1/2014) siang.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Berdasarkan pantauan Harianjogja.com, beberapa tempat di Sleman menjadi sasaran pembuangan sampah, misalnya di sekitar Selokan Mataram, Seturan.

Tumpukan sampah terlihat menggunung di pinggir jalan. Dari pantauan, setidaknya teramati dua pengemudi mobil membuang sampah secara sembarangan, dengan melemparkan plastik penuh sampah dari dalam mobil saat melewati titik tersebut. Aksi itu dilakukan tanpa menghentikan kendaraannya.

Berdasarkan keterangan warga sekitar, tempat itu bukanlah tempat pembuangan sampah, namun lahan kosong. “Kebanyakan yang buang di sana itu orang lewat, bukan warga sini. Ada juga pedagang kaki lima. Mereka buangnya pagi-pagi sekali, sekitar pukul 02.00 WIB,” ungkap warga yang enggan disebutkan namanya.

Pada 2013 lalu, pernah dilakukan pengerukan sampah oleh sebuah komunitas peduli lingkungan. Semua sampah diangkut dan dibuang ke tempat yang semestinya. Sayangnya, beberapa hari kemudian, orang-orang kembali membuang sampah di sekitar Selokan Mataram.

Tidak hanya lahan kosong, Epiphana Kristiyani merasa miris karena sungai dan lokasi di bawah jembatan juga sering menjadi tempat pembuangan sampah. Perlu dilakukan upaya menyeluruh untuk mengajarkan pada masyarakat bagaimana mengelola lingkungan dengan baik, termasuk pengolahan sampah.

“Kemampuan mengelola lingkungan dengan baik bisa membuat seseorang menjadi tidak individualis dan memiliki empati tinggi,” ucapnya.

Epiphana Kristiyani meneruskan cara terbaik membentuk kesadaran membuang sampah pada tempatnya adalah sejak dini. Menurutnya pola kebiasaan orang dewasa yang sudah terbentuk sejak lama memang sulit diubah. Lebih baik mengajarkan kebiasaan menjaga lingkungan pada anak-anak yang masih bisa dibentuk sikapnya, sehingga kebiasaan baik akan terbawa ketika mereka dewasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya