SOLOPOS.COM - Ilustrasi wali Allah (Angels.about.com)

Tentang Islam diasuh oleh H. Muhammad Amir, S.H., C.N., Ketua Majelis Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Tentang Islam juga dimuat di subrubrik Ustaz Menjawab Khazanah Keluarga Harian Umum Solopos, setiap Jumat.

Solopos.com, SOLO — Kerap kali kita mendengan seseorang menyebut wali Allah. Sebenarnya, siapakah orang yang pantas disebut sebagai wali Allah tersebut?

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Tentang Islam kali ini, Jumat (20/11/2015), mengulas tentang sosok wali Allah tersebut.

Pertanyaan

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Pak Ustaz yang terhormat, mohon diterangkan siapakah sebenarnya wali Allah itu? Bolehkan kita menyakini dan menganggap seseorang sebagai wali di antara wali-wali Allah yang saleh?

Seperti yang terjadi dalam masyarakat kita yang acap kali dengan mudahnya mengatakan seseorang sebagai wali Allah. Di kampung saya ada seorang dukun atau “orang pintar” yang konon dapat terbang ke Mekah dengan naik jin, bisa berjalan di atas air. Apakah hal demikian bisa dikatakan wali Allah juga? Mohon penjelasannya.
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. [Sutarno, seorang kepala desa di Boyolali]

Ustaz Menjawab

Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bapak Sutarno yang dirahmati Allah, menurut hemat saya sesungguhnya ada perbedaan persepsi antara akidah Islam/ajaran Islam dengan pandangan kebanyakan masyarakat muslim di negara kita tentang kriteria wali Allah.

Dalam ajaran Islam yang dimaksud wali Allah adalah mereka yang beriman, bertakwa, dan beramal saleh. Mereka merasa selalu diawasi Allah dalam segala gerak-gerik sehingga mereka selalu menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya.

Dasar hukumnya QS Yunus: 62-64 yang artinya: Dan ingatlah wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati, yaitu orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Demikian itu adalah kemenangan yang agung.

Jadi setiap mukmin yang bertakwa, beriman, dan beramal saleh tidak ada kekhawatiran terhadap apa yang mereka hadapi pada hari kiamat dan tidak bersedih hati akan apa yang mereka tinggalkan di dunia.

Sedangkan kriteria wali Allah yang berkembang dalam masyarakat lebih ditekankan kepada karomah pada diri seseorang yang dianggap wali Allah tersebut, seperti mereka bisa berjalan di atas air, bisa ke Mekah dengan bantuan jin, bisa membaca pikiran orang, atau kesaktian-kesaktian lainnya.

Mereka yang mempunyai kesaktian-kesaktian itulah yang dianggap sebagai wali. Kesaktian-kesaktian itu bisa juga dilakukan dan diperlihatkan oleh dukun, paranormal, atau tukang sihir. Dalam Islam ada atau tidak adanya karomah dalam diri seseorang bukanlah menjadi ukuran atau dasar seseorang itu dianggap sebagai wali Allah atau bukan.

Ukurannya adalah kokohnya keimanan dalam hati dan ketakwaan yang terpancar dalam beribadah kepada Allah serta akhlak dan muamalahnya terhadap sesama. Semua orang Islam yang beriman, bertakwa, dan beramal saleh adalah wali Allah. Semoga Anda jelas adanya. Wallahu a’lam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya