SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Tentang Islam diasuh oleh H. Muhammad Amir, S.H., C.N., Ketua Majelis Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Tentang Islam juga dimuat di subrubrik Ustaz Menjawab Khazanah Keluarga Harian Umum Solopos, setiap Jumat.

Solopos.com, SOLO — Menurut seorang kiai yang pernah berkhutbah di Masjid Istiqlal Sumber, Solo, pahala seseorang bisa saja habis atau hilang begitu saja ketika di akhirat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Benarkah hal tersebut? Simak ulasan ustaz kali ini, sebagaimana pernah dimuat di Harian Umum Solopos, Jumat (25/1/2013) lalu.

Pertanyaan

Assalamu’alaikum Wr Wb.
Curhat Pak Ustaz. Pada hari Jumat tanggal 11 Januari ada seorang kiai yang berkhutbah di Masjid Istiqlal Sumber Solo, isi khutbahnya antara lain menerangkan bahwa ada orang Islam suka beribadah salat, zakat dan sedekah. Akan tetapi besok di akhirat amal kebaikannya bisa hapus atau hilang, bahkan bangkrut alias tekor amalnya dan akhirnya masuk neraka.

Pertanyaan saya Pak Ustaz;

1. Setelah mendengarkan isi khutbah kiai tersebut saya menjadi takut dan deg-degan. Jangan-jangan saya termasuk orang itu.

2. Tolong Pak Ustaz jelaskan lagi dan sebutkan dasar hukumnya serta dalil-dalilnya dalam Alquran maupun dalam Al Hadis.

3. Para jamaah pada umumnya juga merasa ketakutan setelah mendengarkan khutbah pak kiai tersebut.

Tolong Pak Ustaz jelaskan. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr Wb. [Drs H Sulhan, Sumber]

Ustaz Menjawab

Waalaikumsalam Wr Wb.
Bapak Drs H Sulhan yang dirahmati Allah. Agama Islam mengajarkan bahwa semua amal perbuatan yang dilakukan seorang muslim tergantung dari niatnya. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku semata-mata hanya mencari rida Allah SWT.

Bapak Sulhan yang dirahmati Allah. Menurut Alquran dan Assunah, sebab atau faktor-faktor yang bisa menghapus amal kebaikan seseorang adalah sebagai berikut:

1. Perilaku riyak, sombong atau pamer. Jadi apabila seseorang melakukan salat, zakat atau sedekah akan tetapi bukan karena Allah SWT, jadi beramal karena biar dikatakan orang dermawan atau orang kaya. Jadi kepada semua orang Islam apabila beramal kebaikan, entah itu salat, zakat, sedekah, puasa, haji dan sebagainya harus dilakukan dengan ikhlas, semata-mata hanya mencari rida Allah SWT.

2. Mengungkit-ungkit sedekah. Orang yang berzakat, bersedekah akan tetapi bangga diri di hadapan si penerima sedekah dan membesarkan pemberiannya, misalnya dia mengatakan, “Saya sudah banyak membantu kamu dan kamu banyak makan dari harta saya. Dan saya akan terus bersedekah kepadamu agar kamu bisa hidup senang. Sikap semacam ini Allah melarangnya, dapat dilihat di dalam AQS Al Baqarah: 264 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membatalkan sedekah-sedekahmu dengan mengungkit-ungkit dan menyakiti, seperti orang yang menginfakkan hartanya agar dilihat orang banyak.

3. Menyakiti hati orang yang diberi sedekah. Misalnya bersedekah kepada orang miskin, tetapi melukai perasaannya. Pemberian sedekah tersebut dikatakan kepada orang banyak sehingga si miskin tersebut menjadi malu. Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat Al Baqarah ayat: 263 yang artinya: Perkataan yang baik dan memaafkan itu lebih baik daripada bersedekah yang diikuti dengan sikap menyakiti. Dan Allah itu Maha kaya, lagi Maha Santun.

4. Yang disedekahkan/dizakatkan terdiri dari harta yang haram. Tidak ada pahala bagi orang yang bersedekah/berzakat akan tetapi barang yang disedekahkan/diinfakkan/dizakatkan terdiri dari harta yang haram, misalnya harta hasil korupsi, mencuri dan sebagainya. Allah itu suci, mulia, tidak akan menerima amal seseorang yang kotor dan haram. Semoga Mas Sulhan menjadi jelas dan paham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya