SOLOPOS.COM - Ilustrasi kambing (Istimewa/Twitter)

Tentang Islam kali ini membahas tentang halal-haram daging kambing.

Solopos.com, DUBAI – Seorang pemuda yang dikenal bernama Rahul bertanya kepada ulama India, Dr. Zakir Abdul Karim Naik saat menggelar sesi tanya jawab di Dubai, Uni Emirat Arab, 2010 silam. Dia bertanya tentang perkara halal-haram daging merah.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

“Aku penderita darah tinggi, yang pertama dokter katakan kepadaku adalah berhenti memakan daging berwarna merah [kambing, sapi, dll],” kata Rahul panjang lebar sebelum memulai pertanyaanya.

“Aku berpikir makanan ini [daging merah] berbahaya untuk manusia, maka seharusnya makanan ini tidak diperbolehkan [diharamkan] oleh Tuhan, jadi bagaimana kau bisa menjelaskan ini?” kata pria yang mengaku atheis ini.

Sebelumnya Rahul juga mengungkap sebuah pertanyaan lain. Dia juga menjelaskan seharusnya agama adalah tuntunan yang baik bagi seluruh pengikutnya.

Menanggapi pertanyaan itu, Dr. Zakir Naik mengibaratkannya dengan memakan gula. “Kau tahu temanku juga datang ke dokter, dan dia didiagnosa menderita diabetes, lantas disarankan untuk tidak makan gula,” kata dokter medis yang mendapatkan gelar Bachelor of Medicine and Surgery (MBBS) dari Maharashtra, India ini.

Zakir lantas menanyakan kepada Rahul apakah dia juga dilarang makan gula. Mendengar “serangan balik” ini Rahul malah tertawa. “Masalahnya, temanku itu bermasalah dengan pankreasnya yang tidak bisa mengurai gula [menjadi energi],” lanjut Zakir.

Dia lantas menjelaskan bahwa Islam mengajarkan untuk mengonsumsi makanan tidak hanya yang halal, namun juga yang tayib. “Makanlah yang halal dan tayib untukmu,” kata Zakir Naik mengutip Alquran surat Al Baqarah ayat 168.

Dia menjelaskan apa yang baik bagi orang lain, belum tentu baik bagi orang yang lain lagi. Hal inilah yang disebut tayib. Sedangkan perkara halal dan haram lebih terang.

“Apa yang kau sadari tentang beberapa makanan berbahaya bagimu, tidak berarti semua orang tidak boleh memakannya,” tutup Dr. Zakir Naik.

Terkait daging kambing menjadi penyebab darah tinggi, laman Huffington Post mengutip The American Journal of Clinical Nutrition yang melansir penelitian tentang olahan kambing di berbagai negara Asia, mengungkap fakta yang bertolak belakang.

Daging kambing memiliki kadar lemak dan kolesterol yang lebih rendah dibanding daging lain seperti sapi. Pada daging kambing, rata-rata kandungan lemaknya 20% sementara daging sapi 25%. Sedangkan kolesterol daging kambing juga lebih rendah dibanding daging sapi. Daging kambing juga kaya akan protein serta vitamin dan mineral penting untuk tubuh.

Jurnal ini menyebut yang menjadi penyebab utama kenapa dagin merah menjadi “kambing hitam” adalah karena cara pengolahannya.

“Masalnyanya terletak pada bagaimana cara mengolah daging itu sendiri. Misalnya daging kambing diolah menjadi satai atau gulai dengan minyak dan santan serta bumbu-bumbu lainnya. Ini bisa menjadi penyebab hipertensi atau bahkan membuat kambuh penyakit tekanan darah.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya