TENTANG ISLAM : Hukum Mengubah Nama Setelah Masuk Agama Islam?

Tentang Islam diasuh oleh H. Muhammad Amir, S.H., C.N., Ketua Majelis Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Tentang Islam juga dimuat di subrubrik Ustaz Menjawab Khazanah Keluarga Harian Umum Solopos, setiap Jumat.

Solopos.com, SOLO — Adakah kewajiban bagi seorang mualaf untuk mengubah namanya setelah masuk Islam?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Simak ulasan mengenai hal tersebut, sebagaimana pernah dimuat di Harian Umum Solopos, Jumat (8/3/2013) lalu.

Pertanyaan

Assalamualaikum wr wb.
Bapak pengasuh Khazanah Keluarga yang saya hormati. Saya senang dan tertarik tulisan Bapak di Harian Umum Solopos setiap Jumat. Nama saya Nugroho (nama samaran), seorang warga negara Indonesia (WNI) keturunan Tionghoa, usia 53 tahun. Saya punya dua anak laki-laki. Anak pertama sekolah di sekolah menengah ataz (SMA) swasta. Adiknya sekolah di sekolah menengah pertama (SMP) swasta. Kedua anak saya masuk Islam lebih dulu daripada orang tuanya. Kedua anak saya berbudi luhur dan melakukan salat lima waktu.

Dengan kesadaran, saya masuk agama Islam pada 17 Agustus 2010 di kantor urusan agama (KUA).

Pertanyaan saya Pak Ustaz.

1. Sebelum masuk Islam, saya pernah berjudi, bahkan biasa makan babi dan terus terang saya juga pernah berbuat mesum di Kota Zen-Zen, Tiongkok. Bagaimana cara menebus dosa yang pernah saya lakukan?

2. Saya belajar salat lewat anak saya, juga membaca buku salat milik anak saya. Sebelumnya, saya belum pernah melakukan salat. Apakah saya harus menutupnya? Atau terkena denda?

3. Nama saya masih nama yang lama (Tionghoa). Setelah masuk Islam, apakah harus berganti nama? Tolong Pak Ustaz, diberi nama yang baik, sesuai dengan ajaran Islam. Mohon jawaban dan bimbingan Ustaz.
Wassalamualaikum Wr. Wb. [Nugroho, Kartasura, Sukoharjo]

Ustaz Menjawab

Waalaikumsalam Wr. Wb.
Bapak Nugroho  yang dirahmati Allah. Orang masuk Islam dengan kesadaran sendiri merupakan hidayah dari Allah SWT. Alhamdulillah saya banyak memimpin baca syahadat (masuk Islam), baik dari kalangan mahasiswa, pegawai atau karyawan, seniman, termasuk beberapa WNI keturunan Tionghoa.

Setelah membaca syahadat, berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, dosa orang tersebut otomatis dilebur atau dihapus oleh Allah SWT. Dia kembali fitrah atau suci, seperti bayi yang baru lahir. Tidak ada kewajiban mengganti salat maupun puasa yang belum dikerjakan pada masa lalu.

Kewajiban Bapak sekarang adalah belajar ajaran Islam, dengan cara mengaji, mendatangi majelis taklim, membaca buku agama, banyak bertanya kepada para ustaz, guru, kiai, ulama. Tidak perlu malu-malu sebab belajar agama Islam suatu kewajiban (fardu ’ain).

Setelah menjadi orang Islam, kita diikat dengan akidah yang benar dan menjadi saudara seiman, wajib tolong-menolong, hormat- menghormati dan menjaga kerukunan, ukhuwah Islamiah.

Kalau Bapak ingin ganti nama, itu tidak dilarang, hukumnya mubah. Akan tetapi kalau nama seseorang mengandung kemusyrikan, hukumnya menjadi wajib diganti. Contoh, orang bernama Abdul Masih (hamba Al Masih). Pak Nugroho, minta nasihat kepada ustaz terdekat, minta diberi nama yang baik, yang tidak mengandung unsur kemusyrikan.

Mudah-mudahan, Bapak Nugroho tetap istikamah (teguh) dalam belajar dan memahami agama Islam serta mengamalkannya sesuai dengan kemampuan. Pelajari apa itu rukun Islam dan apa itu rukun iman.

Percayalah bahwa Islam adalah agama Allah yang dijamin benar dan sempurna. (QS Ali Imron: 19, Al Maidah: 3). Silakan Bapak datang ke rumah saya untuk menerima buku-buku agama yang praktis dan mudah dipelajari.