SOLOPOS.COM - Ilustrasi puasa (Bonappetit.com)

Tentang Islam diasuh oleh H. Muhammad Amir, S.H., C.N., Ketua Majelis Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Tentang Islam juga dimuat di subrubrik Ustaz Menjawab Khazanah Keluarga Harian Umum Solopos, setiap Jumat.

Solopos.com, SOLO — Pembahasan kali ini adalah tentang dalil yang memuat tuntunan berpuasa enam hari di bulan Syawal.

Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis

Simak penjelasan tentang puasa sunah enam hari di bulan Syawal tersebut yang sebelumnya pernah dimuat di Harian Umum Solopos, Jumat (21/8/2014) lalu.

Pertanyaan

Ekspedisi Mudik 2024

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bapak Ustaz yang saya hormati, saya seorang muslim yang berusia lanjut (72 tahun), rajin salat, melaksanakan puasa Ramadan, membayar zakat, dan sudah pernah melakukan ibadah haji pada 1980. Waktu itu ongkos naik haji (ONH) hanya Rp1,6 juta.

Setelah saya mendengar dakwah lewat Radio MTA Solo, saya mendapat ilmu dari Ustaz Ahmad Sukina. Beliau menganjurkan agar setelah selesai puasa Ramadan dilanjutkan puasa sunah selama enam hari pada bulan Syawal. Kata beliau, puasa Syawal mempunyai pahala seperti berpuasa setahun lamanya.

Pertanyaan saya Pak Ustaz, apa dalilnya bahwa puasa enam hari dalam bulan Syawal mendapat pahala sama dengan berpuasa setahun?

Apakah ada puasa sunah selain berpuasa enam hari di bulan Syawal? Saya seorang yang telah tergolong lanjut usia (lansia), apabila saya tidak kuat puasa selama enam hari apakah saya harus bayar fidiah? Terima kasih atas jawaban Ustaz.
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. [H. Kurdi S/Batu, Wonogiri]

Ustaz Menjawab

Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bapak H. Kurdi S yang dirahmati Allah, berpuasa sunah enam hari di bulan Syawal paling utama apabila dikerjakan mulai awal bulan secara berturut-turut.

Namun demikian, apabila tidak mampu atau karena masih banyak tamu, boleh juga dikerjakan setelah enam hari di awal Syawal. Yang penting masih dalam bulan Syawal.

Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda, ”Barang siapa berpuasa enam hari di bulan Syawal maka pahalanya seperti ia berpuasa selama satu tahun.”

Mengapa orang yang melanjutkan puasa Ramadan dengan puasa enam hari di bulan Syawal dianggap telah berpuasa selama satu tahun?

Dasarnya adalah sabda Nabi Muhammad SAW, ”Puasa Ramadan pahalanya sebanding dengan puasa 10 bulan, sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal pahalanya sebanding dengan puasa dua bulan, maka itulah bagaikan berpuasa selama setahun penuh” (H.R. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).

Hadis ini menjelaskan bahwa satu hari berpuasa dibalas Allah minimal dengan ganjaran pahala selama sepuluh hari. Betapa meruginya jika kita menyia-nyiakan kesempatan yang baik ini.

Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ”Barang siapa berpuasa Ramadan lalu disambung dengan enam hari di bulan Syawal maka ia bagaikan telah berpuasa selama setahun” (HR. Al Bazaar).

Bapak H. Kurdi S yang dirahmati Allah, puasa Ramadan adalah rukun Islam yang keempat. Maka, setiap orang Islam laki-laki dan perempuan yang sudah dewasa dan berakal sehat wajib melakukannya.

Sedang puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya hanya sunah. Bila dikerjakan dapat pahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa. Jadi andaikata Bapak tidak kuat berpuasa di bulan Syawal selama enam hari tidak usah membayar fidiah.

Puasa sunah tidak hanya enam hari di bulan Syawal, tetapi juga puasa hari Senin, Kamis, dan tiga hari setiap tanggal 13, 14, 15 bulan kamariah. Juga dianjurkan puasa sunah kepada umat Islam yang sedang beribadah wukuf di Arafah, maka kita disunahkan puasa pada hari itu. Mudah-mudahan Bapak Kurdi mampu melaksanakannya. Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya