SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibadah haji (JIBI/Harian Jogja/Antara/Fitri Supratiwi)

Tentang Islam diasuh oleh H. Muhammad Amir, S.H., C.N., Ketua Majelis Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al Mukmin Ngruki, Sukoharjo. Tentang Islam juga dimuat di subrubrik Ustaz Menjawab Khazanah Keluarga Harian Umum Solopos, setiap Jumat.

Solopos.com, SOLO — Beribadah haji adalah rukun Islam kelima yang semestinya tidak hanya dimaknai untuk mendapat gelar. Tapi menjadi muslim yang lebih baik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lalu, bagaimana jika ternyata ada haji yang setelah pulang dari tanah suci justru tidak menampilkan akhlak lebih baik dari sebelumnya? Simak ulasan mengenai hal tersebut sebagaimana pernah dimuat di Harian Umum Solopos, Jumat (10/5/2013).

Pertanyaan

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bapak Ustaz Amir yang saya hormati. Pada 2011, saya beserta 600 anggota rombongan jemaah haji Sukoharjo pulang dengan selamat. Mudah-mudahan menjadi haji mabrur. Namun kenyataan yang saya lihat, banyak teman-teman saya, setelah pulang berhaji, perilaku mereka belum berubah. Bahkan ada yang cenderung lebih jelek daripada sebelumnya.

Ada yang masih mau korupsi, menipu, gibah, makan riba, zakat belum beres hingga salat masih seenaknya.

Bagaimana cara untuk menjaga kemabruran ibadah haji? Apa saja yang menyebabkan hajinya mardud? Lalu, Bagaimana gaya hidup orang yang sudah berhaji?
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. [H Markum, Nguter, Sukoharjo]

Ustaz Menjawab

Wa’alaikumsalam warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bapak H Markum yang dirahmati Allah.

Untuk menjaga kemabruran haji, hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Pertama, menjaga akidah Islam secara murni dan tidak dicampur dengan perbuatan sirik.

Kedua, menjaga ibadah mahdhoh dan ghoiru mahdhoh secara rutin dan ikhlas.

Ketiga, mencari harta yang halal dan dibelanjakan dengan benar, bereskan zakat, infak dan sedekah.

Keempat, di samping puasa Ramadan, lakukan puasa-puasa sunah seperti Senin-Kamis, puasa Syawal, puasa bith dan sebagainya.

Kelima, menjaga ukhuwah Islamiah dan silaturahmi. Keenam, pandai-pandai mensyukuri nikmat pemberi Allah. Ketujuh, sabar bila menerima musibah atau ujian atau cobaan dan jangan putus asa dalam mengharapkan rahmat Allah.

Adapun sebab-sebab ibadah hajinya menjadi mardud yaitu:

1. Akidahnya sering dicampur dengan perilaku syirik.

2. Ibadahnya tidak sesuai dengan sunah Rasul, bahkan dicampur dengan perilaku bidah.

3. Tidak bisa menjaga perut, sering-sering dimasuki barang-barang yang haram, misalnya khamar, harta riba, hasil korupsi dan sebagainya.

4. Tidak bisa menjaga lubang sembilan, sering melanggar norma agama, hukum, kesopanan dan kesusilaan.

5. Tidak bisa menjauhi sifat ria, sum’ah, takabur, sombong dan sebagainya.

Gaya hidup orang yang baru pulang ibadah haji seharusnya sebagai berikut:

1. Lebih khusyuk dalam ibadahnya.

2. Rajin salat berjemaah untuk laki-laki di masjid, untuk perempuan di rumah.



3. Gemar bersedekah, membantu anak yatim, orang miskin dan sebagainya.

4. Lebih rajin dalam membaca Alquran dengan tadabur.

5. Menjaga ukhuwah Islamiah, rukun tetangga, berperilaku islami.

6. Setelah pulang haji kelihatan sekali akhlaknya lebih baik, tawaduk, khusyuk dan istikamah.

7. Lisannya banyak berzikir, wirid, istigfar, khususnya membaca sayyidul istighfar.

Dengan berperilaku seperti di atas ini, insya Allah hajinya tetap mabrur dan dijamin masuk surga firdaus (QS Al Mukminin ayat: 1-11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya