SOLOPOS.COM - Ilustrasi wanita hamil (Pregnancy.lovetoknow.com)

Kematian ibu melahirkan di Boyolali pemicu terbesarnya adalah kondisi tensi tinggi.

Solopos.com, BOYOLALI—Kematian ibu hamil di Boyolali sebagian besar diakibatkan oleh faktor tekanan darah tinggi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Dinas Kesahatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S.Lina, melalui Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes ), Sherly J. Kilapong, menjelaskan dari 11 kasus kematian ibu hamil pada tahun ini, tiga kasus diakibatkan karena penyakit tekanan darah tinggi, 1 orang karena pendarahan, 1 orang karena penyakit jantung, dan sisanya 6 orang dikarenakan faktor lain atau penyakit yang tidak terdiagnosis.

“Ada yang meninggal saat masih hamil, saat mau dioperasi , dan ada yang setelah melahirkan bayi,” kata Sherly, kepada Solopos.com, pekan lalu.

Menurut Sherly, faktor tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama kematian ibu hamil karena tensi yang tinggi bisa mengakibatkan kerusakan organ vital seperti ginjal, jantung, dan otak. Untuk itu, dia berharap ibu hamil di Boyolali untuk selalu memeriksakan kandungannya ke tenaga medis yang memiliki kompetensi seperti dokter spesialis dan bidan minimal lima kali selama masa kehamilan 9 bulan 10 hari.

Pemeriksaan minimal itu meliputi pemeriksaan satu kali saat masa kehamilan, triwulan pertama, dua kali pemeriksaan saat tri wulan kedua, dan dua kali pemeriksaan saat triwulan ketiga.

“Dengan pemeriksaan berkala dan berkelanjutan, ibu hamil dengan tensi tinggi bisa mengurangi risiko saat melahirkan sekaligus bisa diambil tindakan jika terjadi sesuatu sehingga ibu hamil dan anaknya akan sehat dan selamat sampai persalinan,” jelas dia.

Puskesmas dan rumah sakit harus terus meningkatkan sumber daya manusia sebagai salah satu upaya menekan angka kematian ibu hamil.

Berdasarkan data Dinkes Boyolali, pada tahun 2015 lalu, ibu hamil yang meninggal sebanyak 21 kasus dari 16.000 ibu melahirkan. Sementara hingga akhir Agustus 2016 jumlah ibu hamil yang meninggal mencapai 11 kasus dari 6.710 ibu melahirkan.

“Ada tren penurunan. Dengan berbagai upaya, diharapkan bisa mengurangi angka kematian ibu hamil di Boyolali.” Salah satu program yang saat ini dilakukan Dinkes untuk mengurangi kematian ibu melahirkan adalah membuka layanan rumah tunggu kelahiran (RTK) di 10 lokasi yang dekat dengan fasilitas kesehatan.

RTK bertujuan memperpendek jarak antara faskes dengan warga yang hendak melahirkan. Warga yang hendak melahirkan namun masih menunggu proses ‘bukaan’, tidak perlu pulang ke rumah apalagi jika jarak rumah dengan faskes jauh. Cukup menunggu atau singgah di RTK. Di RTK ada satu kader yang siap mendampingi ibu-ibu hamil. RTK diharapkan menekan angka kematian bayi dan ibu saat melahirkan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya