SOLOPOS.COM - Tengkleng Yu Tentrem yang warungnya beralamat di Ngadisono RT 001/RW 002 Joglo, Banjarsari, Solo, Kamis (10/3/2022) siang. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Lahir di masa susah dan awalnya identik dengan masyarakat kalangan bawah, tengkleng Solo kini telah bertransformasi menjadi makanan berkelas. Hampir di setiap event berkelas menu dari tulang kambing yang sudah diambil dagingnya ini bisa dijumpai.

Pencinta kuliner dari Kota Solo yang juga Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KGPH Dipokusumo, saat diwawancarai Solopos.com melalui telepon, Kamis (4/8/2022), mengungkapkan menu tengkleng pada awalnya hanya sebagai makanan sampingan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menu ini dibuat menggunakan bahan yang di zaman dulu sudah tidak dipakai, yaitu tulang-tulang yang sudah diambil dagingnya. “Sebetulnya itu bagian yang tidak bisa dimakan, tapi kemudian ada kemampuan membuat jenis masakan yang sekarang dinamakan tengkleng. Sekarang malah jadi favorit. Yang itu sebenarnya ‘sisa’ yang sudah tidak biasa untuk dimasak,” katanya.

Dipo mengatakan menu tengkleng dari Solo bisa bertahan dan menjadi favorit masyarakat karena mempunyai cita rasa yang enak. Bahkan menu kuliner itu mengalami perkembangan, termasuk kalangan masyarakat yang menikmatinya.

Ekspedisi Mudik 2024

Jika awalnya tengkleng hanya sebagai makanan sampingan, saat ini makanan tersebut banyak ditemukan dalam event berkelas. Bahkan di setiap event di Solo menu ini hampir bisa dipastikan tidak pernah absen.

Baca Juga: Sejarah Tengkleng Solo: Lahir dari Kreativitas Masa Sulit Era Jepang

“Makanan itu yang jadi daya tarik itu rasanya. Dari rasa ini, berbagai macam bahan, termasuk tengkleng, lalu memikat banyak orang. Termasuk dulu orang makan tengkleng, dalam tanda petik, masyarakat tidak beruntung, sekarang berbeda,” urainya.

Sebelumnya, penulis buku Keplek Ilat: Sejarah Wisata Kuliner Solo, Heri Priyatmoko, mengungkapkan perjalanan sejarah tengkleng sebagai salah satu menu kuliner favorit di Tanah Air. Menurutnya, tengkleng lahir dari kreativitas wong Solo saat penjajahan Jepang.

Jati Diri

Saat itu masyarakat Solo sedang dalam kondisi sulit. “Penemuan tengkleng ini hasil kreativitas di dapur di tengah situasi yang sangat pelik, yaitu era Jepang. Saat itu sedang kondisi susah, orang Solo menemukan tengkleng,” ujarnya, Rabu (3/8/2022).

Baca Juga: Selain Tengkleng, 20.000 Porsi Sambal Menanti di Festival Kuliner Solo

Dalam perkembangannya, lanjut Heri, tengkleng tidak hanya dikonsumsi masyarakat kalangan bawah, tapi juga kalangan priyayi. Fenomena itu membuktikan tengkleng mampu menunjukkan jati diri dan harga dirinya yang tinggi untuk kategori kuliner.

“Padahal namanya ngotot-otot balung itu, nuwun sewu, sudah seperti hewan. Tapi itu membuktikan tengkleng mempunyai harga diri yang sangat tinggi untuk kategori makanan. Tidak kalah dengan makanan-makanan lain,” katanya.

Selain dari bahan tulang-tulang yang sudah diambil dagingnya, Heri menjelaskan tengkleng dibuat dari organ-organ hewan yang pada umumnya tidak diminati. Tapi dengan cara pengolahan yang kreatif, dan bumbu spesial, jadilah menu tengkleng.

Baca Juga: Yuk ke Festival Kuliner Solo, Ada 1.000 Porsi Tengkleng Gratis Lho!

Seperti diketahui, tengkleng menjadi salah satu menu yang diangkat dalam festival kuliner Solo Indonesia Culinay Festival yang berlangsung di Benteng Vastenburg Solo, 4-7 Agustus 2022. Panitia festival ini menyediakan 1.000 porsi tengkleng gratis kepada pengunjung event tersebut.

Selain itu ada menu sambal nusantara yang juga disajikan gratis bagi masyarakat sebanyak 20.000 porsi. Menu sambal ini terdiri atas berbagai 16 jenis sambal nusantara dan 11 jenis sambal dari 11 negara anggota ASEAN yang berpartisipasi dalam ASEAN Para Games 2022 di Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya