Promosi
Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik
[SPFM]
Cara masak sama
Menurut Suparni, cara memasak tengkleng sapi, hampir serupa dengan memasak tengkleng kambing. Hanya saja, air rebusan tulang dan daging sapi, tidak perlu dibuang, seperti ketika kita memasak tengkleng kambing. Menurut wanita berusia 41 tahun ini, daging sapi tidak berbau amis, sehingga air kaldunya dapat langsung digunakan. Suparni mulai merebus tulang dan daging sapi, pada pukul 10 malam, agar mendapatkan daging yang empuk pada pagi harinya. Ibu tiga orang anak ini, biasanya memilih kepala sapi, sebagai bahan utama Thengklengnya. Pada dini harinya, Suparni menambahkan santan pada rebusan tersebut, dan menambahkan sejumlah bumbu, hingga tengkleng siap dijual pagi harinya.
Sebelumnya, Suparni menjual tengkleng kambing, dan juga sejumlah masakan berbahan dasar kambing, di rumahnya, yang berada di Ngemplak, Rejosari, kawasan Gilingan Solo. Namun hasil penjualannya, menurut Suparni sangat minim. Ide kreatif dengan beralih ke menu tengkleng sapi, didapatkannya setelah mengikuti Asosiasi Pasar Tani (Aspartan). Melalui Aspartan, Surparni mendapatkan pendampingan, dan juga dapat menjual tengkleng sapi, pada Pasar Tani. Pasar ini diselenggarakan setiap hari Jumat pagi, di halaman kompleks Kantor Dinas Pertanian Kota Solo.
Harga Rp 6.000
Masakan tengkleng sapi yang dibuat Suparni, cukup diminati masyarakat. Hal ini terlihat dari antrian pembeli, setiap Jumat pagi di pasar Tani. Satu porsi tengkleng sapi, dijual Suparni dengan harga Rp 6.000, lengkap dengan sepiring nasi. Menurutnya, porsi kecil ini cukup diminati pembeli. Suparni berencana juga akan menjual tengkleng sapi di pasar tani Aspartan, yang diselenggarakan di kompleks Balekambang, setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain akhir pekan, setiap harinya Suparni menjual tengkleng sapi, di rumahnya di Ngemplak Rejosari, Gilingan. [SPFM/lia]