SOLOPOS.COM - Bangunan RPH Radjakaja Jagalan atau rumah potong hewan di Kompleks Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Solo, Rabu (26/1/2022). (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Tepat pukul 00.00 WIB, Rabu (26/1/2022), lingkungan sekitar bangunan rumah jagal atau Rumah Potong Hewan (RPH) di Kompleks Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Solo begitu sepi.

Udara dini hari terasa dingin di bangunan tua dengan tulisan Rumah Jagal Radjakaja 1903-1918 itu. Sesekali terdengar lenguhan sapi dari balik tembok bangunan. Juga suara 4-5 lelaki dari tempat yang sama. Area parkir depan juga tampak sepi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Masuk ke bangunan berusia lebih dari 100 tahun itu, tampak katrol dan peralatan-peralatan besi tua tergantung. Bentuk bangunannya sederhana. Besi-besi yang tergantung itu juga setua bangunannya. Ada serupa kail pancing berukuran besar.

Jumlahnya puluhan. Kail-kail besar itu tergantung pada besi biru. Di atasnya lagi, ada semacam rel sebagai jalur perkakas besi-besi itu menuju sudut dan sisi lain ruangan.

Baca Juga: Bisa Kurangi Puluhan Kg Sampah Organik, DKPP Solo Budidayakan Maggot

Petugas Medik Veteriner UPT RPH DKPP Solo, Ardiet Fermansyah, mengatakan benda-benda serupa kail besar di rumah jagal itu sudah berusia tua. Menurutnya, benda-benda itu telah ada sejak bangunan tersebut berdiri yaitu pada 1903-1918.

“Ini peralatan semua masih asli, mungkin ya usianya sama dengan adanya bangunan ini. Hanya beberapa yang dimodifikasi karena rusak,” katanya sambil menunjuk salah satu perkakas dengan warna berbeda dari perkakas lain.

Aktivitas Penyembelihan

Sekitar pukul 00.30 WIB, jagal bersama rekan kerjanya memulai aktivitas penyembelihan. Sapi-sapi semula berada di peristirahatan hewan di dekat rumah jagal Kompleks DKPP Solo itu. Agar mempunyai kualitas daging yang baik, mereka harus diistirahatkan dulu. Butuh setidaknya 6-12 jam waktu istirahat.

Baca Juga: 2021, DKPP Deteksi 65 Pelanggaran Peredaran Daging Sapi di Kota Solo

Satu per satu sapi-sapi itu diikat. Kaki mereka diikat, mulanya dari bagian belakang. Kemudian mereka digelimpangkan. Dengan posisi layaknya tidur miring, sapi sudah mulai tampak tak bertenaga.

Jagal membawa pisau seukuran lengan hingga sikunya. Rekan lainnya mengambil kotak kayu berukuran hampir 1 m x 80 cm. Diletakkannya kotak itu di bawah leher sapi. Tak perlu waktu lama, darah mengucur dari leher sapi.

Jagal akan membiarkan sapi tergeletak selama beberapa menit. Hingga dipastikan, tak ada lagi gerak pada tubuh sapi. Setelah yakin sapi itu tak lagi bernyawa, proses selanjutnya dimulai. Seperti melepas baju, tubuh sapi dikuliti hingga tampak daging di bagian bawah kulitnya.

Baca Juga: Waduh, Banyak Naskah Kuno Berharga di Mangkunegaran Solo Hampir Rusak

Apabila kulit telah terlepas, sapi itu digantung dengan posisi leher di bawah. Badan mereka dikatrol hingga ketinggian 2 meter. Perut mereka dibelah dan diambil isinya. Beberapa organ dalam mereka disimpan di sebuah gerobak untuk dicuci.

Standar Operasional

Setelah jerohan dikeluarkan, mereka akan dipindahkan menuju sisi selatan ruangan untuk dipotong-potong. Proses pemindahan dilakukan dengan mendorong tubuh sapi yang tergantung melalui rel.

Pekerja di rumah jagal Koga Solo itu berpindah ke ruang depan untuk mencacah potongan-potongan sapi yang masih berukuran cukup besar. Proses tersebut merupakan proses akhir sesuai standar operasional RPH Radjakaja.

Baca Juga: Tambah Terus, 200-An Pemulung Mengais Rezeki di TPA Putri Cempo Solo

Kepala Bidang Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Solo, Agus Sasmito, mengatakan proses pencacahan dilakukan di ruangan terpisah. Ruangan yang berbeda dengan ruangan penyembelihan.

“Ini menjadi tahap akhir, yaitu pencacahan. Setelah ini ditimbang sebelum diantarkan [ke lokasi penjualan atau pedagang],” terang Agus.

Pukul 02.00 WIB setidaknya ada lima sapi yang telah selesai disembelih. Proses pemotongan hingga penimbangan bisa selesai pada pagi hari. Tampak mobil dengan bak tertutup terparkir di depan pintu keluar. Menurut Agus, mobil itu menjadi mobil pengangkut daging yang siap diantarkan ke pemilik sapi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya