SOLOPOS.COM - Tenda darurat BNPB di halaman RSUD dr Moewardi Solo, Jumat (25/6/2021). (istimewa)

Solopos.com, SOLO — Dinas  Kesehatan Kota (DKK) Solo menyebut sejumlah rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Kota Bengawan mulai membongkar tenda darurat yang semula difungsikan sebagai instalasi gawat darurat (IGD) sementara. Hal itu dilakukan menyusul tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) isolasi dan ICU yang menurun.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan BOR yang turun tersebut salah satunya dipengaruhi oleh pasien rujukan dari luar kota.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi tenda itu ‘kan menggambarkan IGD, saya minta di IGD jangan keleleran, sehingga kami beri tenda. Terus diberi dari Kemensos (Kementerian Sosial) itu maksudnya memberi kenyamanan. Setelah IGDnya turun bisa masuk semua, ya tendanya dilepas. Tapi, kapasitas ruang isolasi maupun ICU di belasan RS itu saya minta tetap dipertahankan di angka 1.200an. Semestinya daerah sekitar juga meningkatkan (kapasitas) bareng-bareng,” kata dia, kepada wartawan, Kamis (5/8/2021).

Baca juga: Pesisir Pantura Jateng Menolak Tenggelam, Ini Jurus Gubernur Ganjar

Ning, panggilan akrabnya, mengatakan pasien yang dirawat di belasan RS tersebut tak hanya warga Solo namun juga rujukan luar kota. Hanya 30% dari BOR disumbang oleh warga ber-KTP Solo. Keduanya mengalami penurunan sehingga berpengaruh pada BOR total.

“Mudah-mudahan terus turun seperti Januari kemarin itu ya, bisa tidur. Untuk bisa turun bagaimana, kerjasama seluruh pihak, yang terpenting masyarakat patuh pada protokol kesehatan,” jelasnya.

Kendati BOR sudah mengalami penurunan, namun pihaknya tak mengizinkan RS tersebut mengalihkan fungsi bed Covid-19 untuk perawatan biasa. RS pun tak mengajukan izin pengalihan fungsi.

Baca juga: Luhut Targetkan Vaksinasi Covid-19 di Solo Capai 75 Persen pada Agustus

“BOR Solo cuma 71% pada Rabu (4/8/2021), kemudian untuk ICU masih 80%. Kalau dilihat, dulu sempat sampai 100% dan menolak pasien. Saya berharap turun terus, tapi butuh kerja sama semua pihak untuk menjaga protokol kesehatan,” beber Ning.

Terpisah, Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi (RSDM) Solo kembali membongkar salah satu tenda yang didirikan di parkiran RS setempat. Ini adalah kali kedua RS yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah itu membongkar tenda.

“Dari tiga sisa dua, kemudian tinggal satu ini. Kemudian untuk BOR totalnya di angka 200an dari 600an yang tersedia. Ini karena penurunan kasus Covid-19,” terang Direktur RSDM Solo, Cahyono Hadi, Kamis sore.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya