SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)–Kalangan tenaga honorer guru wiyata bakti (WB) di Kabupaten Sragen resah menyusul adanya praktik pemotongan atas tunjangan insentif kesejahteraan rakyat (Kesra) yang diterima hingga Rp 300.000 per WB.

Praktik pemotongan atas rapelan insentif yang diterima setiap semester ini mencuat setelah sejumlah guru TK/SD di Kecamatan Kedawung mengadukan pemotongan yang terjadi kepada salah satu pengurus struktural DPC Partai Pelopor Sragen, Haryadi. Menurut Haryadi, uang potongan itu ditarik sesaat setelah insentif dicairkan pada Jumat (5/7) di Kantor Disdik setempat. Pemotongan dilakukan atas instruksi Kepala UPTD Disdik Kecamatan Kedawung dan berlaku untuk seluruh honorer penerima insentif di kecamatan itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, Haryadi meyakini praktik pemotongan seperti itu tidak hanya terjadi di Kedawung melainkan merata di seluruh kecamatan di wilayah Sragen. Pihaknya sangat menyesalkan adanya praktik pemotongan insentif tersebut. Apalagi besarnya potongan yang dilakukan mencapai Rp 300.000 ini sangat merugikan honorer WB yang menerima. Terlebih, larangan pemotongan insentif tenaga honorer juga sudah berulangkali ditegaskan.

“Selama enam bulan bekerja, mereka (honorer WB) hanya dibayar kurang dari Rp 1 juta. Kok tega-teganya masih dipotong Rp 300.000,” ujarnya.

Mengenai alasan pemotongan sendiri, Haryadi mengungkapkan bahwa petugas Disdik berlasan bahwa uang tersebut dipotong untuk pemerataan yang nantinya akan dibagi untuk tenaga honorer yang tidak mendapat jatah insentif.

isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya