SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

SOLO — Maraknya pembangunan infrastruktur di Soloraya belakangan ini rupanya belum diikuti dengan ketersediaan tenaga kerja bidang konstruksi yang memadai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dari catatan Gabungan Pengusaha Konstruksi (Gapensi) Solo, akhir tahun ini banyak perusahaan konstruksi yang mulai kesulitan mencari tenaga kerja bidang konstruksi. Padahal, sejumlah proyek besar baik proyek pemerintah maupun swasta mulai dikerjakan.

“Minimnya tenaga kerja di bidang konstruksi ini sangat terasa ketika di Solo ini mulai marak proyek infrastruktur. Saat Solo banyak proyek, di Wonogiri, Sragen, Sukoharjo terutama Solobaru hingga Boyolali juga semua banyak proyek,” kata Ketua Gapensi Solo, Setyo Budiyanto, kepada wartawan, Sabtu (17/11/2012).

Dampak dari fenomena ini, kata dia, adalah daya tawar tenaga kerja juga menjadi sangat tinggi. Di Soloraya, proyek yang marak adalah proyek swasta dengan porsi 60%. Sementara, 40% adalah proyek pemerintah. Proyek swasta itu paling banyak berupa mal dan hotel.

Setyo juga mengakui pertumbuhan pembangunan infrastruktur gedung untuk mal dan hotel sangat terasa mulai tahun ini.

“Secara tiba-tiba wilayah Solobaru  bakal dibanjiri mal dan hotel bahkan rumah sakit. Kami sendiri cukup kaget dengan perkembangan ini,” kata Setyo.

Tantangan Gapensi ke depan, kata dia, adalah memajukan peran jasa konstruksi lokal terutama setingkat usaha kecil menengah (UKM) supaya bisa mendapatkan porsi dari maraknya pembangunan infrastruktur mal dan hotel ini.

Di Soloraya, 80% pelaku jasa konstruksi masih setingkat UKM. Yaitu perusahaan konstruksi yang mampu membiayai proyek di bawah Rp2,5 miliar. Sementara, proyek yang marak berkembang di Solo adalah proyek high risk building. Pengusaha lokal minim mendapatkan porsi terhadap progres tersebut lantaran pemerintah tidak memiliki perencanaan pembangunan wilayah yang bisa dijadikan acuan bagi pelaku lokal.

Tantangan Gapensi lainnya, lanjut Setyo, adalah menanggapi regulasi yang cepat sekali mengalami perubahan.
“Persoalan yang sering kami hadapi adalah regulasi yang mudah sekali berubah-ubah. Kami akan mencoba menyikapi itu pada agenda Musyawarah Cabang (Muscab) Gapensi, Rabu (21/11/2012),” ujar dia.

Jika terkait ekskalasi harga bahan bangunan, menurut dia, nyaris tidak tidak mengganggu kinerja perusahaan konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya