SOLOPOS.COM - Ilustrasi deportasi TKI (JIBI/Solopos/Antara)

Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jateng yang bekerja di Arab Saudi banyak yang dideportasi.

Semarangpos.com, SEMARANG – Sepanjang tahun 2016, ratusan tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Tengah (Jateng) yang bekerja di Arab Saudi dideportasi atau dipulangkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jateng, Ahmad Aziz, kepulangan para TKI asal Jateng itu tak terlepas dari karut marutnya perusahaan Saudi Binladin Group (SBG) yang merupakan milik keluarga pemimpin kelompok teroris Al Qaedah, Osama Bin Laden.

“Tercatat ada sekitar 100 orang tenaga kerja dari Jateng yang bekerja di Arab yang telah dideportasi akhir 2016 kemarin. Mereka berasal dari Jepara, Kudus, dan sebagian wilayah Pantura bagian barat,” terang Aziz saat dijumpai Semarangpos.com di ruang kerjanya, Rabu (17/1/2017).

Seperti diketahui, kisruh di SBG bermula saat crane milik mereka yang tengah mengerjakan proyek di Masjidilharam, Mekah, jatuh pada September 2015.
Insiden itu menewaskan 118 orang dan lebih dari 400 orang luka-luka hingga membuat pemerintah Arab Saudi memberikan sanksi dan menghentikan kontrak dengan perusahaan milik keluarga Osama Bin Laden itu hingga Mei 2016.

Meski sanksi itu telah dicabut, SBG masih belum mampu membayar gaji para pekerjanya, hingga menyebabkan kerusuhan pada Mei 2016 lalu. Pegawai SBG yang belum menerima upah itu, beberapa di antaranya merupakan TKI asal Jateng.

“Jadi akibat insiden itu, beberapa proyek keluarga Bin Laden dihentikan, lalu mereka tak bisa membayar gaji pekerja. Akibatnya 100 pekerja asal Jateng menganggur dan dipulangkan, termasuk yang sudah overstay [melebihi izin tinggal],” beber Aziz.

Selain dari Arab, proses pemulangan TKI juga terjadi di Malaysia sepanjang 2016 kemarin. Namun, para TKI di Malaysia dipulangkan karena beberapa hal seperti mengalami siksaan fisik, sakit berkepanjangan hingga kecelakaan kerja.

“Dari Malaysia kita terima deportasi pada 2016 kemarin sekitar 600 orang dan itu semua berasal Jateng. Sementara untuk jumlah secara keseluruhan atau nasional jumlahnya sekitar 13.000 orang dan berasal dari berbagai daerah seperti NTB, Jabar, Jateng, Jatim, dan Maluku,” beber Aziz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya