SOLOPOS.COM - ilustrasi Uang Logam (Okezone)

Para pekerja migran bisa bepergian selama setahun, dua tahun bahkan lebih pada suatu waktu.

Harianjogja.com, JOGJA – Data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyebutkan, remitansi dari tenaga kerja Indonesia (TKI) sepanjang 2015 mampu menembus angka Rp119 triliun, atau setara dengan 8,6 miliar dolar AS, namun para TKI itu jarang pulang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Meski rutin mengirimkan uang dalam jumlah besar, kepulangan para pekerja migran cenderung jarang terjadi,” kata Peneliti Senior Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universita Gadjah Mada (UGM) Sukamdi, di Kampus Program Doktoral Studi Kebijakan UGM seperti dikutip Antara, Senin (24/10/2016).

Ia mengatakan, para pekerja migran bisa bepergian selama setahun, dua tahun bahkan lebih pada suatu waktu.

Namun, kata dia, terjadi dampak multidimensi pada keluarga yang ditinggal terkait apakah migrasi dari satu atau kedua orang tua pada anak usia tengah.

Paling tidak, akan berdampak pada pencapaian pendidikan dan pekerjaan pada masa remaja muda, katanya.

Sukamdi mengatakan, Jawa Timur memiliki sejarah cukup panjang dalam migrasi, sementara Jawa Barat nisbi lebih pendek.

Sementar itu, jelas Sukamdi, Ponorogo dan Tulungagung memiliki data yang lebih variatif, karena daerah tujuan para pekerja migran dari kedua daerah tersebut nisbi tersebar dan bervariasi.

Ada yang ke Taiwan, Malaysia, Arab Saudi, Hong Kong, Singapura, dan negara-negara tujuan lainnya. Kedua, pekerja migrannya pun bervariasi dalam arti, laki-laki maupun perempuan sama-sama banyak yang melakukan migrasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya