SOLOPOS.COM - Ilustrasi tenaga kerja asing. (JIBI/Solopos/Antara)

Tenaga kerja asing mulai membanjiri Jateng belakangan ini.

Semarangpos.com, SEMARANG – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Tengah (Jateng) tetap memprioritaskan tenaga kerja asal Indonesia dalam menggarap proyek-proyek pembangunan di wilayahnya. Meski pun saat ini, banyak tenaga kerja asing, terutama dari Tiongkok, yang membanjiri Jateng.

Promosi Selamat! 3 Agen BRILink Berprestasi Ini Dapat Hadiah Mobil dari BRI

Dari data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jateng, sepanjang Januari 2016 sudah ada sekitar 1.823 pekerja asing yang mengurus izin kerja di Jateng.

Ekspedisi Mudik 2024

Dari 1.823 pekerja itu, 519 orang di antaranya berasal dari Tiongkok. Sementara, 328 di antaranya berasal dari Korea Selatan (Korsel), lalu 128 orang dari India, 126 asal Jepang dan 123 dari Taiwan. Sementara, sisanya berasal dari Negara lain.

Meski demikian, kondisi itu tak semerta-merta membuat Apindo Jateng tergiur menggunakan jasa pekerja asing. Ketua Apindo Jateng, Frans Kongi, mengaku tetap akan memprioritaskan para pekerja lokal guna menggarap proyek-proyeknya.

“Kami tetap akan mengedepankan pekerja lokal. Pekerja asing, khususnya China [Tiongkok], hanya jadi pelengkap saja,” tutur Frans kepada wartawan, Kamis (11/2/2016).

Frans menambahkan saat ini masih ada sekitar 2 juta pekerja lokal yang tersebar di Jateng dan bekerja di berbagai sektor industri. Dengan jumlah sebanyak itu, Frans pun yakin bahwa para pekerja lokal masih bisa bersaing dengan pekerja asing.

“Kami memang tidak antipekerja asing. Tapi khusus bagi mereka proses rekrutmennya akan diperketat. Mereka kami butuhkan, tapi hanya untuk pos-pos tertentu, seperti bagian teknisi atau tenaga ahli di bidang teknologi informasi,” imbuh Frans.

Terkait kekhwatiran adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) missal pascamasuk tenaga kerja asing, Frans menilai hal itu tidak akan terjadi selama finansial tiap perusahaan tetap stabil.

“Jangan melihat PHK karena faktor banyaknya pekerja asing. Justru kita harus menganalisa dari progress perekonomian nasional. Jika kondisinya memburuk pasti berdampak pada kelangsungan perusahaan tertentu,” imbuh Frans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya