SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Kasus meninggalnya remaja bernama Harun Al Rasyid saat kerusuhan aksi 22 Mei 2019 masih menyisakan tanda tanya. Didin Wahyudin, ayah almarhum Harun Rasyid, menceritakan momen mengetahui sang anak tewas hari itu.

Didin mengaku sempat kesulitan saat mengambil jenazah Harun. Hal itu disampaikan Didin saat bertemu dengan Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019).

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Didin sangat terpukul ketika mengetahui kabar sang anak meninggal dunia. Awalnya, Didin mendapat informasi bahwa jenazah Harun berada di RS Dharmais, Jakarta Barat. Namun, kemudian ada informasi lanjutan bahwa jenazah sang anak ada di RS Polri, Jakarta Timur. Didin menerima kabar ini pada Kamis (23/5/2019).

“Harun Al Rasyid anak kedua. Laki-laki satu-satunya, karena kakak dan adiknya perempuan. Perih buat saya, perih sekali, ketika saya dikabarkan bahwa anak saya sudah dalam keadaan jadi jenazah di Polsek Kramat Jati,” tutur Didin dilansir Detik.com.

Didin sempat beberapa kali terisak saat bercerita. Ia melanjutkan, dirinya kemudian langsung mendatangi RS Polri untuk menjemput jenazah Harun. Didin mengaku prosedur pengambilan jenazah sangat rumit.

“Yang saya bingung, waktu mengambil jenazah anak saya sulit sekali. Kenapa mengambil jenazah saja harus besok [Jumat]. Padahal malam itu saya pengin sekali anak saya buru-buru dibawa pulang,” ujarnya.

Didin diminta untuk kembali pada Jumat (25/5/2019) pagi untuk mengambil jenazah Harun. Pihak RS Polri meminta keluarga menyertakan surat pengantar dari Polres Jakarta Barat. Ia menyerahkan urusan itu kepada sang adik.

Saat itu, Didin mengaku diminta meneken pernyataan tidak akan menuntut atas tewasnya Harun. Sempat bingung, Didin akhirnya setuju agar bisa membawa pulang jenazah sang anak.

Jenazah Harun pun diserahkan ke pihak keluarga dalam keadaan sudah dikafani. Didin mengatakan sempat ingin memandikan dan mengafani Harun lagi, tetapi ide itu ditolak sang kakek. Ia menyebut hanya melihat wajah Harun hingga sang anak dimakamkan.

Namun, Didin sendiri tidak memerinci secara jelas bagaimana kronologi tewasnya Harun saat kerusuhan 22 Mei. Menurut pengakuannya, sang anak hendak pergi bermain sebelum kemudian ditemukan tewas.

Sementara itu, sebelumnya, di media sosial, ramai disebarkan informasi disertai narasi hoaks bahwa ada korban anak di bawah umur bernama Harun Rasyid dipukuli hingga meninggal. Peristiwanya disebut terjadi di dekat Masjid Al-Huda di Jl Kp Bali XXXIII No 3, RT 2 RW 10, Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Polri kemudian membantah hoaks tersebut. Polri mengatakan peristiwa dalam video tersebut faktanya adalah penangkapan salah seorang perusuh bernama A alias Andri Bibir. Polri memastikan pelaku perusuh itu masih hidup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya