SOLOPOS.COM - Mi Kuning Berformalin (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

Foto Mi Kuning Berformalin
JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi

Penemuan empat kuintal mi basah bersubsidi mempengaruhi pedagang bakso. Sejumlah pedagang memilih menghentikan pasokan mi kuning hingga ada kejelasan bahan yang dipakai bebas formalin. Berikut laporan wartawan Harian Jogja, Gilang Jiwana.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Gerobak Paniyem salah satu pedagang di Alun-alun Wonosari sudah tidak nampak lagi ada mi dan bakso. Hanya gantungan ketupat saja yang nampak di lapak milik Paniyem.

Ekspedisi Mudik 2024

Hilangnya mi dan bakso di gerobak Paniyem tidak bisa dilepaskan dari penemuan 400 kilogram mi berformalin di Pasar Argosari, Wonosari.

Paniyem mengaku sejak Jumat (19/4) menghentikan dagangan baksonya untuk sementara. Menurutnya, merebaknya isu mi berformalin membuat dirinya khawatir untuk berdagang bakso. “Saya takutnya kalau yang saya jual nanti berformalin, kasihan yang beli,” ujarnya.

Paniyem mengatakan, isu mi berformalin sebenarnya sudah beredar beberapa saat sebelum ada sidak dari Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM), sejak saat itu pula dia memilih menghentikan dagangan baksonya untuk sementara. Beruntung, selain berdagang bakso, Paniyem juga berdagang ketupat tahu sehingga pemasukannya tidak banyak terpengaruh. “Sekarang fokus ke ketupat tahu dulu sambil nunggu ada kepastian mi yang sehat,” akunya.

Selama ini, Paniyem memang selalu membeli bahan baku untuk baksonya di Pasar Argosari, sehingga informasi yang beredar di sana selalu menjadi perhatian. “Karena ada isu itu saya juga khawatir kalau tidak laku. Daripada rugi mending berhenti sementara,” imbuh Paniyem.

Pedagang bakso lainnya, Joni yang biasa berdagang keliling juga mengaku mendapatkan sedikit pengaruh pada dagangannya. Tetapi dia mengaku tidak mengalami kesulitan berarti dalam mendapatkan bahan baku mi basah. Kebetulan, pedagang mi basah yang menjadi langganannya tidak ikut terjaring dalam razia oleh BBPOM. “Agak sulit memang karena ada isu semacam itu, tetapi tidak terlalu bermasalah, langganan saya di pasar juga pasokannya masih terjaga dan aman,” katanya.

Meski pedagang bakso mengaku mengalami sedikit imbas, tidak demikian dengan pedagang mi ayam yang juga menggunakan mi basah sebagai bahan baku utama. Slamet, pedagang mi ayam yang biasa mangkal di depan Pasar Argosari, Wonosari mengaku dirinya tetap laris seperti biasa. “Tak ada masalah, laris seperti biasa. Ini tinggal satu porsi lagi,” ujarnya sambil menunjukkan gulungan mi putih.

Slamet menjelaskan, mi yang menjadi bahan baku mi ayam dan bakso berbeda jenis. Mi untuk bakso adalah mi kuning sedangkan mi untuk mi ayam adalah mi putih. “Ini juga diproduksi langsung di Karangmojo jadi saya tahu pembuatannya,” tambah Slamet.

Meski isu mi kuning basah berformalin beredar, Slamet mengaku tak khawatir akan ada penurunan omzet penjualan karena dia yakin mi yang digunakannya bebas bahan kimia berbahaya. “Kalau saya tidak terlalu khawatir karena bahan bakunya berbeda jenis,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya